Mencari Solusi
Oleh: Iu Rusliana, Dosen Program Magister Manajemen Uhamka Jakarta, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat
Tugas pemimpin itu mencarikan solusi atas persoalan yang dihadapi. Jangan hanya mencari kambing hitam, bisanya menyalahkan. Dengarkan dengan seksama setiap masukan, jangan cepat mengambil kesimpulan. Tenang, jernih, kritis, proporsional dan objektif saat memutuskan. Kerahkan pendekatan teknis, hukum dan politis. Semua pendekatan itu sama penting, seiring sejalankan.
Apabila sumber masalahnya secara internal, misalnya ketidaktahuan staf atau pimpinan, maka ingatkan, didik, latih dan sosialisasikan. Sampaikan secara santun, jangan sering marah-marah juga. Bikin anak buah dan pimpinan lain kurang simpati kepada kita. Adapun jika karena kelalaian dan kesengajaan, tegur ringan, sedang dan keras. Kalau perlu laporkan ke aparat penegak hukum. Apabila kaidah organisasi dan aturan perusahaan bisa memberhentikan, bilamana tahapan telah dilalui, pertimbangkan hal tersebut untuk diputuskan. Tetap bandel, berhentikan. Manusia model begini hanya akan merusak rencana kebaikan dan transformasi organisasi yang telah ditetapkan. Mending kalau hanya dia sendiri, virus begini biasanya menyebar, mencari teman.
Ini kan kebiasaan lama yang telah diwariskan. Begitu jawaban orang lama yang terganggu dengan kebijakan Anda sebagai pimpinan baru. Jawab dengan aturan. Mesti diingat, kebiasaan bukan sistem organisasi. Itu kezumudan yang diwariskan. Perbaiki segera sebelum mengental, mengeras dan menjadi budaya organisasi. Mulai kurangi peran dan kuasa staf atau pimpinan lama yang Anda nilai menghambat atau tak dapat bekerja cepat sebagaimana diharapkan.
Hati-hati dengan perut dan keuntungan. Carikan jalan keluar yang tak mengganggu hal tersebut. Banyak pimpinan baru jatuh karena sok soan ingin mengubah keadaan. Terganggulah periuk nasi para bawahan. Bergeraklah mereka melakukan gangguan. Bahkan kepada pemilik atau pemangku kepentingan yang strategis, mereka melaporkan. Bukannya terjadi perubahan, bisa-bisa, Anda sebagai bos baru yang diberhentikan.
Ukur setiap risiko dari keputusan. Jika pun mau diubah, pastikan tak ada pendapatan yang hilang dan carikan kompensasi. Jika awalnya gelap, abu-abu, buatlah menjadi terang. Carikan dasar hukum dan buatlah itu semua menjadi jelas. Misalnya Anda tahu ada pungutan liar (pungli) yang sudah mengakar mengurat. Rubahlah dengan mencarikan insentif proporsional ke staf. Insentif lembur ditambah atau insentif rapat dan yang lainnya. Sehingga pungli itu bisa hilang, namun staf pun tak merasa kehilangan pendapatan. Manusia marah karena lapar itu membahayakan. Bisa membabibuta dan meluluhlantakan.
Buatlah sistem internal untuk memperbaiki. Segera putuskan Standar Operasional Prosedur (SOP). Sosialisasikan dan taati bersama. Perlahan namun pasti, perbaikan akan terasa. Walau tidak gebyar, perubahan dengan sistem adalah pondasi kokoh kemajuan di masa yang akan datang. Jangan terulang dong kesalahan dua kali. Bisa-bisa kita dikenang sebagai pimpinan yang dungu tak berdaya. Sistem yang baik akan menjadi warisan kepada pimpinan perusahaan dan organisasi berikutnya. Audit segera kaidah, pedoman, peraturan, SOP, petunjuk teknis. Jangan-jangan masih banyak yang bolong, dilaksanakan tanpa aturan tapi karena hanya hawa nafsu pimpinan.
Apabila sebabnya eksternal, tangani secara politis. Pimpinan jangan terlalu banyak di meja, perbanyaknya ngopi dengan lintas organisasi dan pemangku kepentingan. Rendah hatilah dengan mendatangi, jangan hanya mau didatangani. Pro aktif berkomunikasi, walau sekedar say hello dan basa basi. Ucapkan selamat dan dukungan jika dipandang perlu. Walau kita harus bersikap proporsional, agar tidak terkesan menjilat kekuasaan.
Bukan mengutuk masa lalu atau mencari kambing hitam selalu. Faktor penyebab memang harus diketahui, tapi mencarikan jalan keluar itu lebih utama lagi. Agar kita belajar tak mengulang kekeliruan itu lagi. Tetap waspada dan tenang, tidak perlu reaktif yang menyebabkan keputusan diambil dengan asal-asalan.
Bentuk ketidakberdayaan dan ketidakmampuan kalau kita tidak mampu mencari solusi. Jengkel boleh, tapi jangan terus terusan. Lagunya jangan terus tentang mengutuk masa lalu dan penyesalan. Bangkit dan optimislah tentang masa depan. Jika bukan kita, lalu siapa lagi yang masih menyediakan gudang harapan.
Rencanakan, lakukan, evaluasi dan tindaklanjut setiap rekomendasi perbaikan. Kerjakan rencana perbaikan tersebut. Tidak semua agenda berjalan dengan baik, maka evaluasi. Hasil rekomendasi harus ditindaklanjuti. Tahapannya bisa dibagi. Mulai dengan solusi jangka pendek. Rencana operasional satu tahun. Buatlah detail dan jelas setiap tahapan. Jika berhasil, sekali-kali boleh rayakan. Jika gagal, jangan saling salahkan, tapi kritisi dan cari masukan. Perbaiki dan teruskan, jangan menyerah hanya karena sekali dua kali kegagalan.
Solusi jangka menengah juga ditetapkan, biasanya dua atau tiga tahunan. Demikian pula untuk jangka panjang (empat sampai lima tahunan). Tahapannya jelas, tonggak capaiannya tegas dan pasti. Putuskan bersama melalui rapat pimpinan. Sosialisasi dan implementasikan bersama berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Sambil jalan, boleh dong selalu di evaluasi dan ditindaklanjuti hasil masukan berharga tersebut.
Jangan setiap masalah dipikirkan sendirian. Ajak pimpinan lainnya untuk memecahkannya. Berat sama dijinjing, ringan sama dipikul. Kuatkan soliditas internal dan jangan serakah dengan sumber daya. Yakinlah, kadar beban itu Tuhan berikan sesuai kemampuan. Tugas kita mencari solusi terbaik sekuat tenaga. Dalam prosesnya sertakan selalu doa. Bila telah berikhtiar sekuat tenaga, serahkan hasilnya Kepada Allah Yang Maha Kuasa. Wallaahu’alam