YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Selenggarakan Sosialisasi dan Training Pemberantasan Skabies di Lingkungan Pesantren, pada Selasa (29/4) bertempat di Aula Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta. MPKU PP Muhammadiyah turut menggandeng PT Galenium dalam kegiatan sosialisasi ini.
Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren Pinmpinan Pusat Muhammadiyah (LP2PPM), Miftahulhaq, MSi, menegaskan LP2PPM berkomitmen kuat menjadikan budaya bersih dan kuat harus melekat di pesantren Muhammadiyah. Mifta mengaku LP2PPM sudah menyusun buku panduan tentang pesantren sehat, disebutkan bahwa pesantren Muhammadiyah harus sehat mental spiritual, lingkungan dan manajerial.
"Setiap kepemimpinan pesantren Muhammadiyah itu harus langkah-langkah yang konkrit dalam menciptakan pesantren yang sehat,” tukasnya. Mifta juga menyebut LP2PPM sudah menyusun buku panduan budaya pesantren.
Sebagai pesantren pertama Muhammadiyah Mu'allimin menjadi contoh pengelolaan pesantren yang baik, terutama dalam budaya yang bersih dan sehat. Hal ini sekaligus menjadi tantangan bagi Mu’allimin untuk terus menjadi pionir bagi pesantren lainnya.
Menurutnya kebersihan bukan hanya sekedar kewajiban, tetapi juga menjadi fondasi utama ibadah sholat bagi setiap muslim. Hal ini dibuktikan dalam kitab fiqih pembahasan pertama, yakni bab thaharah (kesucian) sebagai bukti bahwa Islam menjunjung tinggi kebersihan. "Termasuk kita juga harus memperhatikan lingkungan, pakaian yang tidak hanya suci tetapi juga bersih ketika sholat. Mari jadikan sikap bersih dan sehat itu budaya kita bersama," ajaknya.
Ketua Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU), Dr H Muhammad Agus Samsudin, MM, membuka acara sosialisasi ini dengan menekankan bahwa aspek pertama yang harus diperhatikan adalah aspek kesehatan.
"Karena sakit itu dimulai dari kebiasaan kita sehari-hari, kedua oleh makanan, ketika kita bicara mengenai skabies ini kita harus mulai menanamkan nilai-nilai kebersihan dari sekarang untuk kualitas hidup yang lebih baik," ujarnya.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, Agus berharap Mu’allimin dapat mengembangkan klinik yang ada untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik, terutama dalam masalah skabies pada santri.
Sementara itu, Ustadz H Aly Aulia, Lc, MHum, selaku direktur Mu'allimin Muhammadiyah, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada MPKU PP Muhammadiyah dan LP2PPM atas terselenggaranya acara sosialisasi tersebut.
"Upaya untuk memberikan pengetahuan secara khusus, terutama untuk membebaskan dalam hal penyakit kulit. Yakni pencegahan dan penanganan penyakit kulit sejak dini bagi kader satu adalah bagaimana masalah penyakit skabies ini bisa terobati, tidak sampai tertular," ujarnya.
Melalui sosialisasi pemberantasan scabies ini, Aly berharap kepada semua audiens untuk nantinya materi yang diterima dapat diterapkan setelah ini. Selain itu Aly mengingatkan kepada para santri untuk selalu menjaga diri dengan pola hidup yang bersih dan sehat supaya terhindar dari penyakit skabies dan menular lainnya.
"Semangat saling menjaga satu sama lain, namun jangan lupa menjaga diri sendiri. Bedakan barang yang bisa dipinjam, dan yang harus dijaga supaya jasmaninya sehat dan jauh dari penyakit," tegasnya.
Agus Ahmad Yani, SSi, Apt, salah satu perwakilan PT Galenium dalam sambutannya mengatakan bahwa, Scabimite mendukung program pemerintah dan Muhammadiyah dalam rangka edukasi sosialisasi pemberantasan skabies di pesantren.
Skabies sendiri merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau atau kutu sarcoptes scabiei. Penyakit ini ditandai dengan gatal-gatal terutama pada malam hari, serta bintik-bintik kecil. Skabies atau scabbies humanis hanya dapat menular dari kepada manusia melalui kontak fisik dan barang yang terkena tungau sarcoptes scabiei.
Beberapa santri diantara audiens menyampaikan testimoni terhadap kasus skabies yang pernah dialaminya. Salah satunya adalah Dhiya Valesya yang mengatakan salah satu penyebab dari tertularnya skabies ini adalah penderita skabies yang tidak mau terpapar penyakit sendiri, sehingga dengan sengaja menularkan.
Misalnya lewat tisu bekas luka skabies atau pakaian yang pernah dipakai saat terjangkit skabies. Selain itu faktor lain yang memperngaruhi kesulitan dalam mengidentifikasi penderita scabies di lingkungan pesantren adalah para santri cenderung menutupi karena malu dan takut dirundung (dibully).
Namun dalam paparan Tim Scabimate, dikatakan bahwa orang yang pernah berkontak dengan penderita scabies, bisa saja tidak tertular selama orang tersebut menjaga kebersihan.
Scabimite merupakan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit skabies atau kudis yang mengandung pametrin 5%. Scabiemite merupakan obat yang diproduksi oleh PT Galenium Pharmasia Laboratories, Scabimite dikembangkan dari ekstrak bunga crhysanthemum cinerariaefolium.
Menurut salah satu musyrif, baiknya sosialisasi skabies ini dilakukan pada saat penerimaan santri baru, sehingga dapat mengedukasi lebih awal, serta pencegahan dan penanganannya dapat dilakukan dwngan maksimal. (Tia/Riz)