Mu`tazilah dan Pilihan Bebas (Bagian ke-2)

Publish

26 September 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
528
sumber gambar: pixabay.com

sumber gambar: pixabay.com

Oleh: Donny Syofyan

Pencapaian ilmiah mengalami lonjakan dahsyat di masa pemerintahan khalifah Al Ma’mun, khalifah ke-7 dinasti Abbasiyah. Ia menyulap Pustaka Kerajaan di Baghdad menjadi Baitul Hikmah (Rumah Kearifan), yang pada gilirannya ini menjadi lembaga pendidikan formal. Ia mengamanahkan seorang dokter bernama Hunain bin Ishaq (seorang Nashrani) sebagai person-in-charge untuk penerjemahan naskah-naskah asing di lembaga ini. Hunain bin Ishaq adalah seorang penerjemah hebat teks-teks Yunani. Ia dijuluki sebagai gurunya para penerjemah (sheikh of the translators). Bagaimanapun, Baitul Hikmah merupakan usaha pendidikan yang paling ambisius sejak didirikannya Perpustakaan Alexandria di Mesir, yang didirikan di masa pemerintahan Ptoleme II Philadelphus (285-246 SM). Ia adalah Lembah Silikon dinasti Abbasiyah dan meneguhkan Zaman Keemasan Islam.

Waktu terus bergulir. Pusat-pusat pembelajaran yang didanai negara (dikenal sebagai madrasah) dibangun di berbagai kota, semisal Nishapur, Bukhara, dan Kabul. Akumulasi ilmu pengetahun berkembang pesat karena lembaga-lembaga ini dikelola oleh orang-orang yang tepat. Para pemikir, ilmuwan dan sarjana raksasa di era ini antara lain al-Khwarizmi, yang menggabungkan keilmuan Yunani dan India bagi terwujudnya apa yang kini kita kenal sebagai metode Aljabar. Ada Jabir bin Hayyan, seorang ilmuwan kimia tersohor yang kemudian mempengaruhi sejarah perjalanan dan perkembangan ilmu kimia di Eropa. Era ini juga hidup at-Thabari, seorang sejarawan yang menulis kisah para nabi dan raja berjudul Tarikh al-Thabri (تاريخ الطبري), yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi The History of the Prophets and Kings. Karya ini menjadi sumber utama untuk mempelajari sejarah Timur Tengah. Figur penting lainnya di zaman ini adalah Banu Musa bersaudara yang banyak menciptakan berbagai perangkat mekanis dan meletakkan dasar-dasar geometri. Kaum perempuan juga terlibat dan upaya-upaya riset keilmuan. Sutayta Al Mahamli dan Lubna of Córdoba, sebagai misal, adalah dua perempuan yang sangat unggul di bidang matematika.

Karena pemerintahan Abbasiyah sangat intens melakukan kontak dengan filsafat Yunani, sistem angka India, aturan hukum Persia, dan juga kajian-kajian China dan Romawi, maka para ilmuwan di Baghdad adalah murid-murid tulus dari Sokrates, Aristoteles, Plato, Ptolomey, Brahmagupta, Sushruta dan lain-lain. Tidak butuh waktu lama bagi ilmuwan-ilmuwan Arab dan Persia beradaptasi dan mengembangkan konsep-konsep tersebut. Sebagai contoh, asimilasi filsafat Neoplatonik dan metafisika Aristoteles dalam konteks Islam oleh Al Kindi, yang dipuji dan disepakati dengan suara bulat sebagai bapak filsafat Arab. Gerakan penerjemahan sebagian besar hilang dalam kurikulum pendidikan modern. Tapi ia menjadi semacam pengakuan bahwa penerimaan penguasa dan sarjana Muslim terhadap gagasan-gagasan asing menjadi katalis utama yang membuka jalan bagi Zaman Keemasan Islam.

Asimilasi ilmu pengetahuan ini telah melahirkan tren munculnya kelompok ilmuwan baru yang dinamakan Mu`tazilah (المعتزلة). Doktrin utamanya berasal dari filsafat Yunani kuno tapi disesuaikan dengan konteks Islam. Gagasan utama doktrin Mu`tazilah adalah dunia metafisis yang meliputi objek, sifat, ruang dan waktu, sebab-akibat bisa digunakan untuk memahami bukan saja dunia fisik tapi juga sifat-sifat Tuhan dan penciptaan. Dengan kata lain, pengikutnya diikat oleh keyakinan bahwa keyakinan Islam perlu tegak di atas basis rasionalitas dan koherensi. Kelompok ini tidak hanya menggunakan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber pemahaman. Mereka percaya keberadaan manusia tidak ditentukan sebelumnya lewat takdir dan umat manusia membuat keputusan secara independen yang lepas dari kehendak Tuhan.

Dengan demikian, kaum Mu`tazilah percaya sepenuhnya kepada pilihan bebas (free will/ حرية الارادة). Hal ini sekarang susah untuk dipahami karena situasi modern sangat berbeda dengan masa lalu. Namun demikian, rasionalisme Mu`tazilah adalah doktrin universal masyarakat Islam pada waktu itu. Kredo Mu`tazilah ini sangat diapresiasi, bahkan dipegang sebagai doktrin oleh penguasa Abbasiyah.

Bagaimanapun juga, masa keemasan Islam punya sisi terang dan gelapnya. Ia ditandai bukan saja oleh meluasnya kemakmuran tapi juga oleh meningkatnya perpecahan lewat pemberontakan di Afrika utara dan Persia. Ini adalah era di mana kelompok minoritas Yahudi, Nasrani dan Syi`ah diperlakukan dengan penuh toleransi. Ia adalah zaman di mana kesejahteraan ekonomi global berjalan lewat perdagangan budak dan sibuknya Jalur Sutra. Pada saat itu perdagangan manusia (human trafficking) disahkan oleh setiap peradaban di muka bumi.

Salah satu kelompok yang sangat diminati oleh pasar budak adalah orang Turki. Berasal dari Asia Tengah, orang-orang Turki sebenarnya dikenal dengan keberanian dan kecerdasannya. Ditopang oleh tradisi berpanah dan berkuda yang cekatan, mereka menjadi prajurit dan diplomat handal. Karena keuletannya, orang-orang Turki dijadikan sebagai budak dan dikirim ke Timur Tengah. Mereka ditempatkan di istana-istana keluarga kerajaan dan berperan sebagai prajurit di masa penguasa Abbasiyah. Tatkala para ilmuwan sibuk melakukan dan mengembangkan riset, para tentara bayaran Turki, yang lebih dikenal dengan sebutan Mamluk, mendapatkan promosi dalam ketentaraan dinasti Abbasiyah. Pada abad ke-9 komandan angkatan bersenjata dinasti Abbasiyah didominasi oleh orang Mamluk. Mereka juga banyak menjadi pengawal (bodyguard) para penguasa atau dinasti lokal. Tak butuh masa lama bagi kaum Mamluk untuk sadar diri bahwa mereka punya kemampuan dan kesempatan untuk merebut kekuasaan.

Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

365 Hari Dilalui, 365 Hari Akan Kita Hadapi Oleh : Machnun Uzni, S.I.Kom, Wakil Sekertaris Pimpinan....

Suara Muhammadiyah

31 December 2023

Wawasan

Oleh: Bayujati Prakoso Tim Penyusun Manifesto Gerakan Inklusif Berkemajuan Muktamar IMM ke-XX tela....

Suara Muhammadiyah

12 March 2024

Wawasan

Tanggapan atas putusan Mahkamah Konstitusi tentang Syarat Usia Capres-Cawapres Oleh: Dr. phil. Ridh....

Suara Muhammadiyah

17 October 2023

Wawasan

Meninjau Ulang Syarat Mencari Ilmu Menurut Imam Syafii Oleh: Al-Faiz MR Tarman, Dosen Universitas M....

Suara Muhammadiyah

1 April 2024

Wawasan

Beridul Fitri untuk Menjadi Muslim yang Lebih Baik Oleh: Mohammad Fakhrudin Idul Fitri satu ra....

Suara Muhammadiyah

8 April 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah