JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Lembaga Pengelola Haji dan Umrah (LPHU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ketua PPMuhammadiyah Muhadjir Effendy, menyampaikan pentingnya membangun ekosistem bisnis dalam pengelolaan haji dan umrah.
Menurutnya, haji dan umrah bukan hanya ritual ibadah, tetapi juga memiliki dimensi ekonomi yang sangat besar, sehingga perlu dikelola secara profesional dan terintegrasi.
"Haji dan Umrah itu tidak murni ibadah, tapi juga bisnis. mka pengelolaannya harus profesional dalam tata kelola bisnis yang membangun ekosistem ekonomi,” katanya, Sabtu (8/11) di Hotel Gren Alia Jakarta, Senen, Kota Jakarta Pusat.
Sebagai Penasehat Presiden di bidang Haji, Muhadjir menyampaikan bahwa dirinya berupaya membantu mewujudkan pelaksanaan haji sesuai dengan visi Presiden, termasuk mendorong transformasi tata kelola haji yang lebih efisien dan berdampak ekonomi.
Ia juga mengajak peserta Rakernas untuk membangun mimpi besar menghadapi perubahan regulasi dari Pemerintah Arab Saudi yang terus berkembang.
Muhajir menekankan bahwa Muhammadiyah perlu membangun kekuatan ekonomi berbasis ekosistem bisnis haji dan umrah. Menurutnya, potensi ekonomi dalam penyelenggaraan haji harus dimanfaatkan untuk memperkuat kemandirian.
"Yang harus dibenahi dari sisi bisnis adalah bagaimana agar kebutuhan jamaah haji Indonesia mulai dari katering, transfortasi, hingga kebutuhan akomodasi bisa di penuhi oleh pelaku usaha Indonesia sendiri,” tegasnya.
Selain itu, Muhadjir juga menyoroti efisiensi biaya penyelenggaraan haji. Dengan menambah frekuensi penerbangan dan memperpendek masa tinggal jamaah di Arab Saudi, ia yakin biaya haji bisa ditekan tanpa mengurangi kenyamanan jamaah.
Muhadjir mengajak seluruh peserta Rakernas untuk memiliki visi dan pola pikir terbuka. Muhammadiyah, katanya, harus berani bermimpi besar membangun ekosistem ekonomi haji yang mandiri.
"Kalau bisa Muhammadiyah menyewa hotel secara permanen untuk Jamaah, bahkan membeli pesawat sendiri. tidak apa-apa punya mimpi besar, karena mimpi tidak terkena pajak" candanya disambut tawa peserta.
Ia menutup dengan pesan optimistis bahwa persaingan di bidang haji dan umrah akan semakin ketat, dan Muhammadiyah perlu menyiapkan diri dengan inovasi serta pengelolaan berbasis ekosistem bisnis yang kokoh agar dapat berperan lebih besar dalam perekonomian umat. (Rul/Cris)


