Muhammadiyah Miliki Andil Besar Tanamkan Patriotisme Berbangsa dan Bernegara

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
500
Presiden Prabowo menyampaikan sambutannya dalam pembukaan Tanwir dan Resepsi Milad Muhammadiyah ke-112 di Kupang Nusa Tenggara Timur (4/12).

Presiden Prabowo menyampaikan sambutannya dalam pembukaan Tanwir dan Resepsi Milad Muhammadiyah ke-112 di Kupang Nusa Tenggara Timur (4/12).

KUPANG, Suara Muhammadiyah – Menurut Presiden RI Prabowo Subianto, bahwa pendidikan dan kesehatan adalah kunci kebangkitan suatu bangsa. Peran Muhammadiyah di dua aspek ini dinilai Prabowo sangat tepat. Berdasarkan hitungan terakhir, Muhammadiyah telah memiliki 167 perguruan tinggi, 126 rumah sakit, 231 klinik, 5345 sekolah/madrasah, 440 pesantren, serta memiliki jaringan organisasi yang luas di dalam maupun luar negeri. 

“Muhammadiyah luar biasa,” ujarnya. 

Ia pun mengaitkan capaian besar ini dengan kiprah seorang kader terbaik Muhammadiyah, Panglima Besar Jenderal Soedirman. Ia adalah seorang kepala sekolah SMA Muhammadiyah di Purwokerto yang juga seorang komandan tempur era pra kemerdekaan. Hal ini menegaskan bahwa pengaruh Muhammadiyah tidak hanya di ranah pendidikan, dakwah maupun sosial, tapi juga turut andil dalam menanamkan patriotisme dan semangat cinta tanah air, serta melahirkan pemimpin-pemimpin yang laur biasa hebat. 

“Terus terang saja, Jenderal Besar Soedirman bukan lulusan Akademi Militer, beliau tidak pernah ikut sesko di mana pun, tapi berhasil memimpin perang kemerdekaan dan menang. Dan kalau kita lihat ucapan-ucapannya, perintah-perintah beliau, pidato-pidato beliau sampai hari ini adalah ungkapan dan pemikiran seorang pemimpin militer yang tidak kalah dengan pemimpin militer terhebat di dunia di sepanjang sejarah,” ungkap Prabowo dihadapan seluruh peserta sidang Tanwir Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang (4/12). 

Meski pada waktu itu ia hanya dianggap sebagai kepala sekolah SMA, tapi Soedirman muda adalah sosok yang sangat brilian. Mampu mendalami segala sesuatu secara otodidak. Sehingga ia mampu untuk memimpin sebuah perjuangan demi lahirnya kemerdekaan bagi segenap bangsa Indonesia. 

Menurut Prabowo, menjadi pemimpin dalam situasi krisis perang adalah tentang hidup atau mati. Jika kalah, pilihannya antara dipermalukan, terjajah atau mati. Dalam situasi itu, ia mencoba merefleksikan diri sebagai seseorang yang pernah berada di posisi komandan tempur di sebuah satuan elit di TNI. 

“Sebagai bangsa besar, kita tidak menghendaki perang. Saya mengerti dan saya paham apa itu pertempuran. Perang itu distruktif. Ibarat pohon butuh 20 tahun untuk tumbuh, hanya 15 menit untuk ditumbangkan. Negara, masyarakat, desa, kota, provinsi pun, butuh ratusan tahun untuk berdiri dan berkembang. Hancur dalam beberapa menit, hancur dalam beberapa saat,” ucapnya. 

Ia pun mengajak segenap warga bangsa untuk selalu waspada dengan cara menggalang persatuan, menghindari perpecahan dan konflik yang dapat mengancam keretakan sebuah bangsa. “inilah situasi yang kita hadapi,” pesannya kepada seluruh rakyat Indonesia. (diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

Muhammadiyah dan Kitabisa Resmikan Program Pelatihan Kerja Berkelanjutan Aktualisasi Dakwah untuk K....

Suara Muhammadiyah

19 June 2024

Berita

LAMPUNG, Suara Muhammadiyah - Untuk pertama kalinya, PT Syarikat Cahaya Media (PT SCM) / Suara Muham....

Suara Muhammadiyah

4 October 2024

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) bekerja sama dengan Lemba....

Suara Muhammadiyah

6 October 2024

Berita

JEPARA, Suara Muhammadiyah - Sebanyak 36 atlet Federasi Olahraga Karate Indonesia (FORKI) Jepara men....

Suara Muhammadiyah

10 November 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – PCM Umbulharjo menyelenggarakan Pengajian Pimpinan setiap Sab....

Suara Muhammadiyah

2 December 2023

Tentang

© Copyright 2025. Suara Muhammadiyah