SEMARANG, Suara Muhammadiyah – Perayaan Milad ke-113 Muhammadiyah di Kota Semarang berlangsung meriah dengan memadukan gerak jalan sehat dan gelar budaya nusantara di halaman Balai Kota, Ahad (21/12/2025). Acara inklusif yang melibatkan lebih dari 20 ribu massa ini tidak hanya menampilkan kekayaan seni, tetapi juga menjadi sarana filantropi efektif dengan capaian donasi bencana Sumatera mencapai Rp 434 juta.
Aksi kepedulian ini diawali dengan mengheningkan cipta dan doa bersama sebelum puluhan ribu peserta jalan sehat diberangkatkan dari garis start. Ketua PDM Kota Semarang, Dr. Fachrur Rozi, M.Ag., menyebut bahwa di tengah kebahagiaan Milad, spiritualitas warga Muhammadiyah harus tetap bergerak peduli pada sesama.
Dana yang berhasil dihimpun Muhammadiyah Semaran, donasi khusus untuk meringankan beban korban bencana Sumatera sampai hari Ahad (21/12/25) mencapai Rp 434 juta. Sebanyak 407 juta merupakan hasil penggalangan dana sejak awal Desember hingga acara, dan sisanya 27 juta berupa sumbangan uang tunai secara langsung saat acara berlangsung.
“Kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tapi aksi nyata. Kami memfasilitasi para peserta untuk menyalurkan donasi bencana secara praktis. Saat ini saudara-saudara kita di berbagai wilayah sedang membutuhkan uluran tangan,” ujar Dr. Fachrur Rozi di hadapan lautan massa.
Jumlah donasi ini diyakini akan terus bertambah. Apalagi Lazismu sebagai lembaga filantropi menerapkan inovasi digital. Selama acara berlangsung, Lazismu Semarang menyiagakan petugas dengan kode QRIS non-tunai untuk memudahkan donasi yang transparan. “Masyarakat cukup memindai kode QRIS yang dibawa oleh relawan Lazismu Semarang. Ini adalah upaya kami mempercepat penyaluran bantuan agar lebih akuntabel dan efisien,” tambahnya.
Muhammadiyah dan Akar Budaya
Selain misi kemanusiaan, Dr. Fachrur Rozi secara tegas menyatakan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang merangkul akar budaya bangsa. "Muhammadiyah hadir untuk membahagiakan masyarakat. Persyarikatan juga tidak anti-budaya, karena nilai agama dan budaya dapat berjalan beriringan," tegas Kyai kondang Semarang itu.
Ia menambahkan bahwa Milad ke-113 ini menjadi momentum untuk terus menebarkan manfaat sekaligus memperkokoh identitas budaya Nusantara. Semangat pelestarian budaya diwujudkan melalui atraksi energetik SMK Muhammadiyah 1, Semaphore Dance SMP Muhammadiyah 1, hingga berbagai tarian tradisional. Warga disuguhi Tari Nok Dugder, Tari Japin, Tari Latto-latto, hingga Tari Saman yang dibawakan secara memukau oleh pelajar Muhammadiyah. Acara semakin hidup dengan peluncuran lagu "Masjid Makmur" melalui kolaborasi harmoni Karawitan dan Rebana dari PCM Mijen.
Sektor ekonomi juga bergerak melalui kehadiran 80 stan bazar UMKM yang menyediakan aneka kuliner dan produk lokal bagi para peserta.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Drs. H. Wahyudi, M.Pd., Prof. Dr. H. Rozihan, S.H., M.Ag, serta Anggota DPD RI Dr. H. Muhdi, S.H., M.Hum.
Hadir pula Rektor Unimus Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd., Direktur RS Roemani dr. Sri Mulyani, Sp.A., M.Kes., serta Pj Sekda Kota Semarang Budi Prakosa, S.T., M.T. dan Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Suharsono, M.Si.
Jajaran pimpinan PDM Kota Semarang tampak lengkap hadir, mulai dari Sekretaris Drs. Suparno, Bendahara Ir. Heru Ismawan M.M., Wakil Ketua PDM Dr. dr. Shofa Chasani, Drs. H. Nurbini, hingga Dr. AM. Jumai, dan lainnya.
Keberkahan Hadiah Umrah
Puncak acara ditutup dengan suasana haru saat pengundian empat paket umrah sebagai hadiah utama yang menyentuh berbagai lapisan masyarakat. Keberuntungan diraih oleh Musa (Mahasiswa Unimus), Naneng Erfana (warga Wonolopo), Zaenal serta Arifin (warga Rusunawa Kudu).
Cerita menarik datang dari pemenang keempat, Aisyah Sakwela Aruna, siswi SMP Muhammadiyah 6 Semarang asal Krapyak. Remaja ini mengaku sempat pesimis karena jarang beruntung dalam undian. “Kaget banget, senang bisa dapat kupon umrah,” ungkap Aisyah dengan wajah tidak percaya saat namanya dipanggil di tengah ribuan peserta.
Kehadiran para pemenang ini membuktikan keberkahan Milad kali ini menyentuh seluruh lapisan masyarakat, dari wilayah pinggiran hingga pusat kota.

