PADANG, Suara Muhammadiyah — Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Sumatera Barat bersama amal usaha dan organisasi otonom Muhammadiyah menggelar pawai taaruf dalam rangka memperingati Milad ke-108 Aisyiyah. Kegiatan yang berlangsung pada Ahad (15/6/2025) ini menempuh rute sejauh 3 kilometer, dimulai dari Kompleks Pendidikan SMK Aisyiyah Sumbar, melewati Jalan S. Parman, dan berakhir di Monumen Merpati Perdamaian, Danau Cimpago.
Pawai diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari murid Taman Kanak-kanak, siswa SMK, karyawan Rumah Sakit Aisyiyah dan para guru, mahasiswa Politeknik Aisyiyah Sumbar, hingga simpatisan Aisyiyah dari berbagai daerah. Kemeriahan terlihat dengan hadirnya marching band dan atraksi gandang tasa yang memukau warga sepanjang rute.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, M. Busyro Muqoddas, turut hadir dan menyampaikan apresiasinya terhadap kiprah Aisyiyah selama lebih dari satu abad. “Ini patut disyukuri. Aisyiyah lahir sebelum Indonesia merdeka dan telah memberi kontribusi besar dalam pembangunan bangsa,” ujarnya.
Wakil Ketua PW Aisyiyah Sumbar, Bunda Hj. Meiliarni, menekankan bahwa semangat dan keikhlasan yang ditunjukkan warga Aisyiyah adalah bukti nyata peran organisasi tersebut di tengah masyarakat. “Aisyiyah selalu hadir untuk umat, khususnya di bidang sosial, kesehatan, dan ekonomi. Ini adalah bentuk dakwah nyata yang telah berlangsung lebih dari seabad,” katanya.
Istri Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nyonya Vasco Ruseimi, yang turut hadir, juga menyampaikan rasa bangganya. “Alhamdulillah bisa menjadi bagian dari keluarga besar 'Aisyiyah dan Muhammadiyah yang telah banyak memberikan sumbangsih bagi negeri ini,” ujarnya.
Ketua Panitia Pawai Ta'aruf, Bunda Fauriza, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh peserta yang telah antusias mengikuti acara ini. “Antusiasme peserta luar biasa. Ini menjadi semangat baru bagi kita untuk terus melayani umat,” katanya.
Salah satu peserta dari kalangan mahasiswa, mengaku sangat bangga bisa ikut ambil bagian dalam pawai tersebut. “Ini pengalaman yang menyenangkan dan membanggakan. Kami merasa menjadi bagian dari sejarah panjang Aisyiyah,” ujarnya.
Senada dengan itu, guru TK Aisyiyah yang Neni (45), menyebutkan bahwa pawai ini menjadi momen edukatif sekaligus menyenangkan bagi anak-anak. “Anak-anak senang sekali. Mereka belajar berani tampil di depan umum dan merasa bangga menjadi bagian dari Aisyiyah,” tuturnya.
Pawai taaruf ini tak sekadar ajang seremonial, melainkan juga momentum kebangkitan nilai-nilai perjuangan perempuan dalam membangun bangsa melalui pendidikan, dakwah, dan pelayanan sosial.