YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Memang Muhammadiyah tidak ada habisnya berbuat untuk umat. Terlebih-lebih, dalam Milad 113, Muhammadiyah berupaya mewujudkan kesejahteraan bagi bangsa. Dan hal ini kemudian direspons oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta dengan khitanan massal, Ahad (21/12) di Aula Kantor PDM Kota Yogyakarta.
Dengan didukung Bank Danamon Syariah, pelaksanaan event dibawah Majelis Pembinaan Kesehatan Umum, Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial, dan Lazismu berlangsung lancar dan tertib. Tidak lupa, menghadirkan tim dokter dari RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
“Kami mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini, sehingga bisa berjalan lancar dan baik,” kata Aris Madani, Ketua PDM Kota Yogyakarta saat diwawancarai Suara Muhammadiyah.
Setidaknya ada beberapa titik tumpu pemaknaan di sini. Pertama, syiar dakwah. Disebut Aris, pengejawantahan dakwah tidak hanya sekadar di atas mimbar, tetapi menjelma dengan pelbagai varian-varian baru yang menarik, lebih tepatnya menyesuaikan perkembangan zaman. “Ini (khitanan massal) merupakan wujud dari dakwah bil-hal (dakwah dengan tindakan nyata),” tutrunya.
Bagi Aris, Muhammadiyah memberikan manfaat bersifat menyemesta. Dan, khitanan massal ini sebagai manifestasinya. “Muhammadiyah itu dakwahnya untuk semua. Tidak dibatasi hanya untuk Muhammadiyah, tidak. Anak-anak dari Muhammadiyah tidak. Siapa pun Siapapun yang ingin berkhitan, kita siap layani,” bebernya.
Kedua, pemberdayaan. Khitanan massal dengan jumlah peserta 50 orang ini di sisi lain juga sebagai bentuk pemberdayaan MPKU dan Lazismu. “Lazismu kan kemudian menjadi institusi yang terus bergerak bagaimana mencari dana. Alhamdulillah bisa mendapatkan dana yang cukup untuk kegiatan ini,” ujarnya.
Ketiga, menjadi kader Persyarikatan. Tidak dinafikan begitu rupa cara yang bisa dilakukan untuk menarik bibit-bibit baru menjadi kader Persyarikatan. Aris menilai, khitanan massal ini menjadi satu di antara cara untuk memperkenalkan lebih jauh lagi tentang denyut nadi organisasi Islam terbesar di Indonesia ini.
“Insya Allah bagi adik-adik itu akan berkesan, karena mereka diislamkan, dikhitankan oleh Muhammadiyah. Harapan kami juga mereka jadi kader-kader Muhammadiyah di masa yang akan datang,” ungkapnya dengan yakin.
Apalagi di saat Muhammadiyah membutuhkan kader-kader baru, di sinilah PDM Kota Yogyakarta berkontribusi lewat khitanan massal. “Setiap tahun diadakan,” timpalnya, yang diperkuat Ketua Lazismu Kota Yogyakarta Nuryanto Hari Murti, “Dari proper awal 2020 sudah dilaksanakan sampai sekarang,” sambungnya.
Terlebih dapat dipertahankan, di sisi lain pun, juga diiringi dengan peningkatan kekuatan kualitas. “Lebih unggul,” ucapnya, karena didukung tim dokter berpengalaman. “Bekerja sama dengan ahlinya,” katanya. Termasuk, fasilitas penerima manfaat berbeda dengan tahun sebelumnya. “Dulu kita hanya sarung, sekarang ada sarung, peci, baju takwa, dan uang saku,” imbuhnya.
“Kita berupaya memberikan yang terbaik,” tambahnya, yang ini kemudian disebut sebagai aktualisasi gerakan Al Maun Muhammadiyah di lapangan kehidupan. “Kami bergerak di semua bidang, salah satunya di khitanan massal ini. Semoga di tahun depan kita bisa meningkatkan kapasitas penerima manfaat dan lebih baik lagi pelaksanaan kegiatannya,” tandasnya. (Cris)

