Pektin Kulit Buah Naga Bisa Jadi Solusi Kapsul Halal Pengganti Gelatin Non-Halal

Publish

30 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
315
Istimewa

Istimewa

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Associate Professor International Institute for Halal Research & Training (INHART) Malaysia Nurrulhidayah binti Ahmad Fadzillah menekankan pentingnya inovasi dalam industri farmasi yang tidak hanya memperhatikan efektivitas, tetapi kehalalan dan keberlanjutan lingkungan.

”Lebih dari 25 persen populasi dunia adalah muslim dan ini menciptakan tuntutan tinggi terhadap produk farmasi halal. Namun, lebih dari 99 persen gelatin yang digunakan di dunia saat ini tidak bersertifikasi halal,” jelasnya dalam acara Public Lecture yang digelar oleh Prodi Farmasi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung pada Kamis (24/07/2025).

Hal tersebut didasarkan atas tantangan besar yang dihadapi umat Islam global dalam mengakses produk farmasi halal. ”Ini tentu menjadi tantangan besar umat Islam di dunia karena adanya kebergantungan industri terhadap gelatin berbasis babi,” ucap Nurrulhidayah.

Sebagai alternatif, ia memperkenalkan potensi pektin yang diekstrak dari kulit buah naga sebagai bahan kapsul yang halal dan ramah lingkungan. ”Saya bersama tim meneliti bahwa pektin terbukti memiliki tekstur yang setara dengan gelatin komersial,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa pektin memiliki kandungan daya tahan terhadap kondisi lambung yang memungkinkan pelepasan obat secara terarah, terutama untuk terapi kolorektal dan IBS. ”Kami berhasil mengekstraksi pektin dengan tingkat keberhasilan hingga 40 persen. Kandungan kelembapannya rendah sehingga aman disimpan dan tidak mudah rusak,” ungkapnya.

Pektin nabati

Ia juga menjelaskan bahwa pektin nabati sangat efektif dalam menstabilkan senyawa seperti kurkumin dalam sistem pelepasan obat secara terkontrol. Hal tersebut ia bandingkan dalam konteks pembentukan gel, ketahanan asam lambung, dan bioavailabilitas bahan aktif.

”Pektin bukan hanya halal dan alami, tetapi menawarkan keunggulan dalam efisiensi enkapsulasi dan keberlanjutan lingkungan. Ini adalah masa depan industri farmasi yang lebih etis,” ujarnya dengan tegas.

Melalui penelitian tersebut dirinya mendorong para mahasiswa dan akademisi untuk mengembangkan inovasi serupa di Indonesia. ”Mari kita manfaatkan kekayaan hayati yang melimpah terhadap produk farmasi halal yang belum sepenuhnya terpenuhi untuk kebutuhan lokal,” tandasnya.***(FK)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah  – Lazismu UMY resmi meraih sertifikat ISO 9001:2015 tenta....

Suara Muhammadiyah

6 June 2024

Berita

PERLIS, Suara Muhammadiyah – Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh (FE UNMUHA) menyab....

Suara Muhammadiyah

16 May 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Reputasi global Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai p....

Suara Muhammadiyah

24 June 2025

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah  –  Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PW NA)  Suma....

Suara Muhammadiyah

24 September 2023

Berita

MALANG, Suara Muhammadiyah - “Di dalam Al-Qur’an kita tahu ada 30 juz 114 surat 6.236 ay....

Suara Muhammadiyah

6 November 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah