Ubah Momentum Milad Jadi Konsolidasi Akar Rumput
SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Bukan sekadar perayaan tahunan, Milad ke-113 Persyarikatan Muhammadiyah dijadikan titik tolak oleh Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota Semarang untuk meluncurkan gerakan ambisius. Organisasi sayap Muhammadiyah ini bertekad mencetak Seribu Kokam (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah) sekaligus memperkuat pondasi kader hingga ke tingkat ranting.
Di tengah proses audiensi permohonan dukungan Pemerintah Kota Semarang, Selasa (4/11), untuk perayaan Milad Muhammadiyah yang akan digelar 21 Desember mendatang, Suharno justru membuka cetak biru organisasi yang lebih mendesak. Milad yang masih di depan mata itu, baginya, adalah bahan bakar yang menyalakan kembali gairah untuk aksi nyata, di luar hingar bingar seremoni.
Bagi Suharno, tema "Memajukan Kesejahteraan Bangsa" yang diusung Milad bukanlah slogan abstrak. Ia adalah panggilan tugas bagi anak muda. Namun, ia menyadari, pondasi kesejahteraan bangsa terletak pada kualitas sumber daya manusianya.
"Suatu bangsa akan baik, manakala sumber dayanya baik," tegasnya. Keyakinan inilah yang mendorong PDPM Semarang untuk secara masif mendorong kadernya mengambil peran di ranah politik dan pemerintahan, seraya memastikan setiap kader yang dilahirkan adalah "orang-orang pilihan, berintegritas, dan intelektual."
Mencetak Seribu Kokam dari Akar Rumput
Visi besar itu harus dimulai dari fondasi yang kuat, yaitu konsolidasi yang jujur. Suharno mengakui bahwa selama ini pengkaderan sering terpusat di kota, sementara kader di tingkat paling bawah, di cabang dan ranting, kerap terasa "belum terjamah."
Maka, agenda utamanya kini bergeser secara strategis: dari panggung-panggung besar pasca-Baitul Arqom, kini fokus beralih ke pertemuan-pertemuan kecil dan intensif di tingkat cabang.
"Program kami nanti di Pemuda Muhammadiyah ini adalah kita akan perkuat grassroot," ucapnya penuh komitmen. Silaturahim dan pendataan anggota secara akurat menjadi langkah awal untuk memastikan kekuatan organisasi "akan lebih terukur."
Di antara semua rencana konsolidasi itu, janji untuk mencetak "Seribu Kokam Kota Semarang" adalah yang paling menggelorakan semangat.
Angka seribu, menurut Suharno, adalah representasi dari kesiapsiagaan, kedisiplinan, dan pengabdian yang ingin dihidupkan kembali. Itu adalah target ambisius yang menuntut PDPM membuka gerbang rekrutmen selebar-lebarnya.
"Kita akan mengadakan pelatihan diklat dasar Kokam," ungkap Suharno. Sasaran utamanya adalah "wajah-wajah baru," mereka yang belum mengenal disiplin organisasi dan potensi kesukarelaan di dalam diri mereka.
Di sudut ruang transit Balai Kota berdinding tekstur beton, di sela-sela urusan birokrasi perizinan Milad, Suharno tidak hanya berbicara soal perayaan. Ia sedang merancang sebuah warisan: Seribu pemuda yang siap menjadi benteng integritas dan kesiapsiagaan bagi Kota Semarang. (Adib Abyan)


