YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pengajian Pimpinan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta berlangsung Jumat (3/10) di Grha As-Sakinah SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Pengajian ini menghadirkan Akhmad Arif Rifan, Wakil Bendahara 1 Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta Retno Sumirat menyampaikan terima kasih kepada PDM Kota Yogyakarta atas kepercayaan memilih sekolahnya sebagai tuan rumah pelaksanaan pengajian pimpinan kali ini.
"Selamat datang atas kehadiran bapak ibu semua dalam pengajian ini. Dan, kami atas nama sekolah mengucapkan terima kasih atas kesediaannya PDM Kota Yogyakarta menjadikan sekolah kami sebagai tempat pengajian pimpinan ini," tuturnya.
Ketua PDM Kota Yogyakarta Aris Madani menyebut, pembahasan materinya akan difokuskan pada aspek sejarah para Nabi dan Rasul. Baginya, ini sangat penting sebagai sarana menggali hikmah, keteladanan, dan nilai-nilai moral yang relevan bagi kehidupan saat ini.
"Sejarah dari anbiya wal mursalin, para Nabi dan Rasul. Agar kita mendapatkan ibrah (pelajaran) dari kisah-kisah beliau itu," ujarnya.
Hal ini kelindan dengan Qs Yusuf (12) ayat 111. Bahwa, pada kisah mereka benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat.
"Secara tidak langsung, ada pesan sejarah adalah teladan bagi kehidupan manusia. Karena sejarah mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang bisa dijadikan sebagai pedoman bagi kehidupan manusia selanjutnya," jelasnya.
Dari sejarah itulah, didapati setumpuk informasi baru yang belum tersingkap. Maka dengan membaca dan mempelajari sejarah,
“Haruslah kita belajar dan membaca sejarah. Sejarah merupakan guru bagi kehidupan. Salah satu contoh dan baliknya adalah untuk mendapatkan informasi dan pemahaman melalui asal-usul, khazanah budaya, dan kekayaan di bidang lainnya yang pernah dilahirkan oleh umat sebelumnya di masa lampau,” katanya.
Sementara, Rifan mengatakan, kehidupan Rasulullah Saw di dalam Kitab Ar-Rahiq al-Makhtum: Sirah Nabawiyah karya Syekh Shafiyrrahman al-Mubarakfuri dibentangkan sangat komprehensif. “Dari sebelum beliau lahir, ketika beliau lahir, ketika beliau wafat, dan setelah beliau wafat,” ungkapnya.
Merujuk kitab tersebut, kehidupan Rasulullah Saw yang berlangsung 63 tahun lebih 4 hari, menjadi dua bagian. Yaitu sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul serta setelah diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
“Sebelum diangkat diangkat menjadi Nabi dan Rasul sekitar 40 tahun. Setelah diangkat menjadi Nabi dan Rasul sekitar 23 tahun,” ujarnya.
Di antara momen apik terpotret, Rasulullah Saw sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul saat beliau berusia 4-5 tahun. “Saat itu beliau disusui di Kampung Bani Sa'ad,” ucapnya. Kala itu, Rasulullah Saw disusui oleh Aminah Binti Wahb, Hamba Sahaya milik pamannya (Tsuwaibah), dan Halimah As-Sa'diyyah.
“Halimah As-Sa'diyyah ini perempuan dari Kampung Bani Sa'ad. Dia Putri dari Abu Dzuaib. Halimah artinya orang Bani Sa'ad,” terangnya.
Rifan juga menyampaikan bahwa masa kecil Rasulullah Saw di Kampung Bani Sa'ad penuh dengan kasih sayang dan perhatian, terutama dari Halimah As-Sa'diyyah yang merawat beliau dengan sepenuh hati. Lingkungan asuhan tersebut diyakini turut berperan besar dalam membentuk kepribadian dan karakter mulia Nabi Muhammad Saw yang kelak menjadi utusan Allah bagi umat manusia.
Lebih lanjut, Rifan menegaskan bahwa keberadaan kisah-kisah ini dalam kitab Ar-Rahiq al-Makhtum membantu kita memahami perjalanan hidup Rasulullah Saw secara utuh dan menyeluruh. Dengan demikian, pembaca dapat menangkap betapa setiap fase kehidupan beliau memiliki makna dan pelajaran penting.
"Kehidupan Rasulullah Saw adalah cermin bagi kita semua, dan kisahnya dalam kitab ini mengajarkan nilai-nilai yang abadi," tutupnya. (Cris)