Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal ‘Gusjigang’

Publish

23 July 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
554

Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal ‘Gusjigang’

Oleh: Wakhidah Noor Agustina, S.Si.

Penguatan pendidikan karakter merupakan gerakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetis), olah pikir (literasi), serta olah raga (kinestetik), yang diselenggarakan atas dukungan berbagai pihak sebagai wujud kerjasama antara sekolah, keluarga, serta masyarakat.

Penguatan pendidikan karakter muncul karena kesadaran adanya tantangan di masa depan yang yang penuh ketidakpastian dan semakin kompleks, dan senantiasa penuh harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini merupakan tantangan dalam mempersiapkan peserta didik yang mumpuni dalam keilmuan serta kepribadian, sehingga lahir tokoh yang kokoh dalam moral, spiritual, serta keilmuan. Penguatan pendidikan karakter ini memiliki tujuan untuk: (1) membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia tahun 2045 dalam menghadapi dinamika perubahan di masa depan; (2) mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia; dan (3) merevitalisasi dan memperkuat potensi serta kompetensi ekosistem pendidikan.

Fokus penting dari Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter adalah dengan membangun generasi emas 2045 yang dibekali keterampilan abad 21 yang diperlukan peserta didik, meliputi:

Pertama, Kualitas karakter. Cara peserta didik dalam beradaptasi dengan lingkungannya yang dinamis, diwujudkan dengan cara: (a) religious, perwujudan perilaku diri dan perkataan dalam mempercayai keyakinan terhadap Tuhan YME; (b) nasionalis, dengan memprioritaskan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi dan kelompok; (c) gotong-royong, melakukan langkah dengan menjunjung tinggi kerjasama dan tolong menolong dalam menangani masalah bersama; (d) integritas, sebagai upaya membuat diri agar konsisten, dipercaya perilaku dan ucapannya; (e) mandiri, senantiasa percaya dengan kemampuan diri berupa kekuatan, pikiran, serta perilaku dalam mewujudkan aspirasi diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

Kedua, Literasi dasar. Kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap individu. Ada enam jenis literasi dasar yang harus dikuasai, yaitu: literasi membaca dan menulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital (teknologi, komunikasi, dan informasi), serta literasi budaya dan kewargaan.

Ketiga, Kompetensi. Kemampuan kerja tiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standardisasi yang diharapkan, meliputi berpikir kritis, komunikasi, kreativitas, kolaborasi atau kerjasama.

Manfaat penguatan pendidikan karakter yang diterapkan sejak dini, antara lain dapat membentuk karakter yang unik dan berguna bagi orang lain, memungkinkan individu untuk lebih menghargai orang lain, membangun bangsa yang jujur dan lebih baik bagi generasi penerus dalam menjaga negara beserta nilai integritasnya, melatih kecerdasan serta moralitas peserta didik, serta mengetahui dan memahami kepribadian orang lain sehingga dapat lebih mudah dalam mengenal karakter.

Sebagai warisan tak ternilai yang terkandung dalam budaya serta kehidupan sehari-hari, kearifan lokal menjadi pijakan yang sangat penting dalam menghargai dan memahami identitas dalam masyarakat, yang berbentuk ekspresi unik yang diwariskan sebagai cerminan hubungan harmonis manusia dengan lingkungan, yang menggambarkan cara hidup yang berkaitan erat dengan alam sekitar serta keunikan ekosistem tempat tinggalnya. Dalam derasnya arus globalisasi dan modernisasi, kearifan lokal dapat berperan dalam memelihara keberagaman budaya dengan menjaga keseimbangannya.

Penguatan karakter sebagai proses penyesuaian kepribadian berdasarkan prinsip dasar pertumbuhan, sebagai upaya yang dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, serta masyarakat yang berlangsung seumur hidup. Pengembangan karakter ini diikuti dengan pengintegrasian jati diri bangsa. Kabupaten Kudus dengan dua walinya, yaitu Sunan Kudus dan Sunan Muria, telah meninggalkan warisan budaya bagi masyarakat sekitar. Sunan Kudus menekankan pada pendidikan karakter dengan filosofi Gusjigang. Falsafah ini merupakan model kearifan lokal masyarakat Kudus yang memiliki tujuan untuk mendidik agar seseorang memiliki kepribadian yang baik (bagus), pintar mengaji, tidak hanya belajar membaca dan memahami Al-Qur’an saja, akan tetapi juga ilmu lainnya, dan pandai berdagang, sebagai salah satu kegiatan ekonomi masyarakat Kudus yang telah dipraktikkan sejak zaman dahulu demi keberlangsungan hidupnya.

Gus, yang berarti bagus. Pendidikan merupakan upaya meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar dapat menjadi manusia yang memiliki karakter dan dapat hidup mandiri. Pendidikan karakter akan berjalan efektif dan berhasil jika dilakukan secara integral, yang dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Akhlak mulia, sebagai keseluruhan kebiasaan yang dilakukan, yang berasal dari dalam diri, didorong keinginan secara sadar dan mencerminkan perbuatan yang baik. Jika karakter luhur tertanam dalam diri, maka akhlak mulia akan tercermin dalam perilaku peserta didik di kehidupannya sehari-hari. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak” (HR. Baihaqi).

Ji artinya ngaji, sebagaimana riwayat dari sahabat Utsman bin Affan RA. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori). Al-Qur’an mendorong manusia agar mengembangkan kemampuan berpikir seimbang dengan kemampuan berdzikir, mempelajari, memaknai, dan mengamalkannya. Al-Qur’an menginspirasi perkembangan ilmu pengetahuan dan mengajarkan peran dan tanggung jawab yang diberi amanah ilmu tersebut, sebagai pedoman hidup yang menuntun manusia dalam memperoleh keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat.

Gang yang artinya dagang. Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan berdagang, beliau menyukai dan mencintai kegiatan berdagang yang dilakukan dengan jujur dan amanah, yang menjadikan keberkahan dan kebaikan dalam perdagangan dan jual beli, sebagaimana sabda beliau: “Kalau keduanya (pedagang dan pembeli) bersifat jujur dan menjelaskan (keadaan barang dagangan atau uang pembayaran) maka Allah akan memberkahi keduanya dalam jual beli tersebut, tapi kalau keduanya berdusta dan menyembunyikan (hal tersebut) maka akan hilang keberkahan jual beli tersebut.” (HR. Bukhori dan Muslim). Bahkan pedagang yang bersifat terpuji akan mendapatkan pahala dan keutamaan besar di sisi Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, orang-orang shiddiq, dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti).” (HR. Ibnu Majah dan Daruquthni).

Berawal dari aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kudus dalam menyebarluaskan agama Islam, sebagai peninggalan kearifan lokal, Gusjigang juga menjadi sumber pendidikan karakter sebagai teladan bagi masyarakat Kudus dan bagi generasi mudanya. Sunan Kudus sebagai wali saudagar dan waliyyul ilmi, yang sangat erat dalam kehidupannya, dan dibuktikan dengan filosofi hidup tersebut. Gusjigang, sebagai kearifan lokal yang mengandung nilai penguatan pendidikan karakter sebagai pedoman hidup masyarakat Kudus dan sekitarnya, dengan berupaya mengenalkan Islam melalui jalan dakwah dan mengenalkan etos kerja.

Wakhidah Noor Agustina, S.Si., Guru SMA Negeri 2 Kudus dan Sekretaris Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan PDA Kudus


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Allah menyuruh kita memahami lingkungan di mana kita berada (qul sîr&ucir....

Suara Muhammadiyah

27 October 2023

Wawasan

Oleh: Hendra Apriyadi , M.Pd (Wakil Ketua 1 STIKes Muhammadiyah Tegal /Kandidat Doktor PBI Uhamka) ....

Suara Muhammadiyah

19 January 2024

Wawasan

Kesehatan Otak, Para Pemimpin Indonesia Antara “Leadership” dan “Dealership”....

Suara Muhammadiyah

23 October 2023

Wawasan

Memahami Hari Kiamat Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Apa seben....

Suara Muhammadiyah

1 March 2024

Wawasan

Menghidupkan Ranting Muhammadiyah dengan Bahagia Oleh: Ahsan Jamet Hamidi – Ketua PRM Legoso ....

Suara Muhammadiyah

13 May 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah