BANTUL, Suara Muhammadiyah – Pengajian Keluarga Sakinah Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Tirtonirmolo Barat telah menjadi kegiatan rutin sejak tahun 2012. Kegiatan ini digilir di setiap masjid-masjid di wilayah Ranting ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah Tirtonirmolo Barat.
Kali ini, Pengajian Keluarga Sakinah berlangsung di Masjid AL-Muthohar Kampung Bekelan, Tirtonitmolo, Kasihan, Bantul, Ahad (20/7). Ratusan jamaah tumpah ruah mengikuti pengajian tersebut, mencapai 400 jamaah yang mayoritas perempuan.
Ketua PRM Tirtonirmolo Barat, Sofriyanto, hadir dan menyampaikan sambutan dalam pengajian tersebut. Sofriyanto mengawali sambutan secara dialog dengan jamaah yang ada di lantai satu dan lantai dua Masjid Al-Muthohar.
Sofriyanto mengajukan pertanyaan: Menurut bapak-bapak dan ibu semua, apa yang paling sering bikin ribut dalam rumah tangga? Baik ribut suami dengan istri, orang tua dengan anak, kakak dengan adek, mertua dan menantu, mbah dengan cucu? Dua hal pertama menurut ibu-ibu di lantai 2 masjid adalah hutang dan uang. Sofriyanto menirukan jawaban tersebut dari sebagian jamaah yang langsung membuat jamaah tertawa.
“Hal lain yang sering bikin ribut dalam rumah menurut jamaah adalah remote TV, pada sibuk main HP, anak susah bangun pagi, dan lain-lain,” sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Sofri menyampaikan, Pengajian Keluarga Sakinah ini bukan pengajian yang bikin ngantuk tapi bikin semangat, bikin sejuk, dan bikin rindu mengkaji Al-Quran, rindu meneladani Nabi Muhammad SAW, bukan cuma di status WA, tapi terimplementasi di rumah tangga, dalam beribadah, dan bersikap sehari-hari.
“Ini bukan pengajian ecek-ecek. Ini pengajian bersejarah, yang terus hidup, karena ada cinta dan semangat dari jamaah semua. Tapi pertanyaannya sekarang, apakah rumah kita sudah benar-benar menjadi keluarga sakinah? Kalau sudah, mari pertahankan dan jangan berhenti. Kalau belum, jangan menyerah dan mari berusaha ke sana,” tegasnya.
Menurut Sofri, Sakinah itu bukan berarti tidak pernah ribut. Tapi kalau ribut, cepat baikan, jangan lama-lama. “Sakinah itu bukan berarti rumahnya besar, mobilnya banyak. Tapi hatinya lapang dan saling menguatkan,” jelasnya.
Sofri menegaskan, pengajian ini perlu digelar karena pengajian ini bagian dari dakwah yang sangat penting. Baginya, Rumah tangga adalah madrasah pertama, tempat anak-anak belajar tentang kasih sayang, iman, akhlak, disiplin, dan tanggung jawab.
“Kalau rumah tangga kita sehat, umat akan kuat. Kalau keluarga kita kokoh, negara akan utuh,” ujarnya.
Selain itu, pengajian ini merupakan implementasi salah satu dari delapan Prioritas Program Muhammadiyah periode 2022–2027 adalah “memperkuat basis umat di akar rumput”. Akar rumput di sini di antaranya keluarga sebagai bagian penting dari pilar eksistensi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah adalah keluarga.
“Mari jadikan pengajian ini bukan sekadar hadir fisik, tapi juga hadir hati dan niatnya. Jangan cuma datang, duduk, diam, terus pulang begitu saja tapi bawa ilmunya, bawa semangat barunya, dan bawa perubahan kecil untuk keluarga di rumah,” tandasnya. (Cris)