KEBUMEN, Suara Muhammadiyah - Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur turut ambil bagian dalam gelaran Jambore Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) I yang diselenggarakan di Kabupaten Kebumen Propinsi Jawa Tengah.
Dalam kesempatan tersebut, MPM PWM Jawa Timur menghadirkan berbagai produk unggulan petani binaan, yang berhasil menarik perhatian dan antusiasme pengunjung dari berbagai wilayah.
Produk-produk yang ditampilkan meliputi hasil pertanian organik, olahan pangan lokal berbasis hasil tani, pupuk hayati, serta bibit tanaman unggul dari berbagai daerah binaan MPM PWM di Jawa Timur mulai dari wilayah Malang raya, Kediri Raya, Kabupaten Jember, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, Kabupaten Gresik, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Lamongan.
Tak hanya menawarkan kualitas, produk-produk ini juga merepresentasikan hasil nyata dari upaya pemberdayaan petani berbasis dakwah komunitas yang selama ini dijalankan oleh Muhammadiyah.
Lebih lanjut bahwa kehadiran kontingen JATAM MPM PWM Jawa Timur dalam acara Jambore ini menunjukkan bahwa sektor pertanian bukan hanya urusan ekonomi, tetapi juga menjadi bagian penting dari misi dakwah untuk kemandirian umat.
Stand yang mendisplay aneka produk unggulan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan gerakan serupa. Stand JATAM MPM PWM Jawa Timur pun menjadi salah satu yang paling ramai dikunjungi.
Menurut Lutfi J. Kurniawan selaku Ketua MPM PWM Jawa Timur bahwa partisipasi kontingen JATAM dari Jawa Timur dalam Jambore I ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan keberhasilan petani Muhammadiyah di Jawa Timur dalam mengembangkan pertanian yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Kegiatan ini sejalan dengan misi MPM Muhammadiyah untuk menciptakan jamaah yang berdaya dan mandiri secara ekonomi, khususnya melalui sektor pertanian. Dalam konteks ini, JATAM hadir sebagai platform strategis untuk mempertemukan para petani Muhammadiyah dari seluruh Indonesia, saling berbagi praktik baik, serta memperluas jejaring usaha tani.
Gerakan petani Muhammadiyah melalui Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) kini memasuki fase penting, di mana sinergi dan inovasi menjadi dua kunci utama dalam mendorong kemandirian umat melalui sektor pertanian. Di tengah tantangan global seperti krisis pangan, perubahan iklim, dan ketimpangan akses pasar, petani Muhammadiyah dituntut tidak hanya untuk bekerja keras, tetapi juga bekerja cerdas. Artinya, model pertanian konvensional harus didorong untuk bertransformasi menjadi pertanian yang berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan jejaring kolaboratif.
Sinergi di sini mencakup kerja sama lintas struktur Muhammadiyah--mulai dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Perguruan Tinggi Muhammadiyah, hingga amal usaha dan organisasi otonom. Semua unsur ini perlu bersatu dalam satu visi besar, yakni menjadikan petani Muhammadiyah sebagai pelopor kedaulatan pangan dan kekuatan ekonomi umat.
Sementara itu, inovasi menjadi aspek krusial untuk memperkuat daya saing. Petani Muhammadiyah perlu didorong untuk mengadopsi teknologi tepat guna, mengembangkan produk olahan hasil tani, memanfaatkan platform digital untuk pemasaran, serta membuka ruang kreatif bagi generasi muda untuk kembali ke sektor pertanian.
Sedangkan menurut Hutri Agustino selaku Ketua Divisi Petani, Nelayan dan Buruh Migran bahwa melalui keikutsertaan di Jambore I ini, MPM PWM Jawa Timur berharap mampu mendorong semangat kolektif dalam membangun kedaulatan pangan dan kemandirian umat, sekaligus memperkuat posisi pertanian sebagai pilar penting dalam dakwah Muhammadiyah di level akar rumput. (diko)