MALAYSIA, Suara Muhammadiyah – Gerakan dakwah Muhammadiyah terus menunjukkan eksistensinya di panggung internasional. Dr H Saidul Amin, MA, selaku Rektor Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), dan juga seorang ulama terkemuka di Pekanbaru, diundang sebagai pembicara utama dalam agenda bergengsi Perkampungan Sunnah yang digelar di Masjid Alwi, Kangar, Perlis, Malaysia, pada (9-11/5).
Acara ini menjadi forum silaturahmi dan penguatan nilai-nilai Islam berbasis tauhid, ilmu, dan sunnah, yang dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai wilayah seperti Malaysia, Thailand Selatan, Singapura, dan Indonesia. Forum ini juga menjadi ruang strategis untuk membangun jaringan antar-ulama dan lembaga Islam di Asia Tenggara.
Dalam ceramahnya, Said menyampaikan materi bertema tauhid sebagai fondasi gerakan Islam. Ia menegaskan bahwa seluruh amal dan perjuangan dalam Muhammadiyah harus berlandaskan kesadaran mendalam bahwa Allah-lah satu-satunya tujuan dan pusat orientasi hidup manusia.
"Kita bisa membangun rumah sakit, sekolah, dan universitas, tetapi semua itu hanya menjadi amal kosong jika tidak dilandasi niat mengabdi kepada Allah. Allah-lah segala-galanya. Dari-Nya kita datang, kepada-Nya kita kembali," tegasnya.
Said juga mengangkat peran Muhammadiyah dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil 'alamin. Menurutnya, dakwah Muhammadiyah bukan hanya untuk umat Islam, tetapi menjadi solusi atas persoalan kemanusiaan secara universal. Melalui pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat, Muhammadiyah telah menebarkan manfaat bagi semua, tanpa sekat kebangsaan maupun agama.
"Muhammadiyah adalah wajah Islam yang mencerahkan, bukan menakutkan. Islam yang menyembuhkan, bukan melukai. Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Inilah wajah Islam Berkemajuan yang ingin kami bawa ke tingkat global," imbuhnya.
Kehadiran Rektor UMAM dan UMRI di forum ini mendapat sambutan positif dari panitia dan peserta. Dalam sesi tanya jawab, banyak peserta yang menyatakan kekaguman terhadap kiprah Muhammadiyah dan berharap agar kerja sama lintas negara dengan organisasi dan kampus Muhammadiyah bisa terus dikembangkan. Beberapa tokoh lokal bahkan mengundang Saidul Amin untuk hadir kembali dalam agenda serupa di masa mendatang.
Panitia Perkampungan Sunnah juga mengapresiasi kontribusi pemikiran Muhammadiyah yang dinilai sejuk, moderat, dan ilmiah. Mereka melihat Muhammadiyah sebagai mitra potensial dalam mengembangkan wacana Islam yang berdiri di atas ilmu dan adab. Forum ini ditutup dengan doa bersama, pertukaran cendera mata, dan sesi foto yang hangat dan penuh semangat persaudaraan.
Kunjungan dan partisipasi ini memperkuat posisi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam global yang bukan hanya berkiprah di Indonesia, tetapi juga aktif menyebarkan misi dakwah yang tercerahkan dan membebaskan di pentas internasional. Lewat peran ganda Saidul Amin sebagai Rektor dua kampus strategis dan sebagai ulama di Pekanbaru yang dihormati, Muhammadiyah semakin menegaskan jati dirinya sebagai gerakan dakwah dan tajdid yang siap membawa rahmat bagi semesta alam. (m)