PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Musyawarah Daerah (Musyda) VIII Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau secara resmi menetapkan Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), Dr Saidul Amin, MA., sebagai Ketua Umum MUI Provinsi Riau masa khidmat 2025–2030. Penetapan tersebut berlangsung dalam suasana khidmat dan demokratis di Gedung Dharma Wanita, Pekanbaru, Selasa (23/12/2025).
Musyda VIII MUI Riau yang berlangsung sejak pagi hingga malam hari ini dihadiri jajaran pengurus MUI Pusat, tokoh-tokoh agama, serta perwakilan MUI dari 12 Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau. Kehadiran peserta yang mencapai 100 persen dari seluruh daerah menjadi cerminan soliditas internal dan komitmen bersama dalam memperkuat peran ulama di Bumi Lancang Kuning.
Musyda VIII MUI Provinsi Riau dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Dr H Syahrial Abdi, AP MSi. Dalam sambutannya, Sekdaprov menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Musyda serta berharap forum ini mampu menyatukan visi dan sinergi antara pemerintah dan ulama dalam membangun spiritualitas masyarakat Riau.
“Saya berharap hubungan kerja sama antara pemerintah dan ulama ke depan dapat semakin erat dalam membangun spiritualitas masyarakat serta menyemarakkan kehidupan keagamaan di Provinsi Riau,” ujar Syahrial Abdi.
Ia juga menilai tema Musyda VIII MUI Riau sangat relevan dengan tantangan zaman dan kebutuhan umat saat ini. Pemerintah Provinsi Riau, lanjutnya, mendukung penuh penguatan eksistensi MUI sebagai lembaga pembinaan umat yang adaptif terhadap dinamika sosial, keagamaan, dan kebangsaan.
“Kami berharap permusyawaratan ulama ini menjadi momentum evaluasi, koordinasi, dan konsolidasi organisasi, sekaligus melahirkan rumusan pemikiran yang implementatif dalam memperkuat peran ulama di daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Dra Nilmayetti Yusri, mengapresiasi jalannya musyawarah yang berlangsung sejuk, demokratis, dan penuh semangat kebersamaan. Ia menegaskan posisi strategis Provinsi Riau sebagai wilayah dengan basis umat Islam yang kuat di gerbang Pulau Sumatera.
“MUI Riau masa khidmat 2025–2030 memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi tenda besar bagi seluruh organisasi kemasyarakatan Islam. Tidak boleh ada ego sektoral. Riau diharapkan mampu menjadi motor penggerak ekonomi syariah serta penguatan fatwa yang responsif terhadap isu-isu kontemporer,” tegasnya.
Dalam sambutan perdananya sebagai Ketua Umum terpilih, Dr Saidul Amin menegaskan komitmennya untuk menjadikan MUI Riau sebagai lembaga yang aktif, solutif, dan benar-benar hadir di tengah umat. Rektor Umri yang juga menjabat sebagai Vice Chancellor University Muhammadiyah Malaysia (UMAM) tersebut menekankan pentingnya revitalisasi peran ulama hingga ke tingkat akar rumput.
“Saya berdiri di sini bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani umat. Suara ulama harus terdengar hingga ke pelosok desa di Riau. Dalam 100 hari kerja pertama, konsolidasi organisasi dengan MUI Kabupaten/Kota harus tuntas agar seluruh program berjalan selaras,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia juga menyoroti pentingnya kemandirian ekonomi organisasi agar fatwa dan sikap keulamaan tetap independen dan bebas dari intervensi kepentingan apa pun. Optimalisasi zakat dan wakaf produktif, menurutnya, akan menjadi salah satu fokus dalam memperkuat kemandirian MUI Riau.
Dengan terbentuknya kepengurusan baru, MUI Provinsi Riau diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan keumatan, mulai dari pencegahan radikalisme, degradasi moral generasi muda, hingga kepedulian terhadap persoalan lingkungan, serta terus memperkuat ukhuwah Islamiyah di seluruh wilayah Provinsi Riau. (Muhansir)

