YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Koordinasi, Sosialiasi, dan Training Pemberatasan Skabies di Pesantren yang digaungkan oleh Majelis Pemberdayaan Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan PT Galenium sukses digelar pada Selasa (29/04/2025) di Madrasah Mu'allimaat, Yogyakarta.
Turut hadir dalam acara ini Bendahara MPKU PPM Dirwan Suryo Soularto dan Djamaluddin Perawironegoro yang mewakili ketua Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Direktur Madrasah Mu'allimaat, Unik Rasyidah menyampaikan tujuan diadakan acara ini adalah sebagai bentuk pencegahan untuk mengurangi penularan penyakit di lingkungan pesantren, salah satunya skabies. “Terima kasih dari PT Galenium dan juga dari MPKU yang sudah memfasilitasi untuk memiliki ilmu pengetahuan semakin baik tentang skabies, semoga bermanfaat bagi kita semua,” ujar Unik.
Perwakilan PT Galenium, Ana Mardiana menyampaikan bahwa acara ini merupakan suatu upaya membantu dan mendukung pemerintah dalam menangani kasus skabies. Melalui edukasi yang diberikan dalam acara ini, ia berharap dapat mengurangi angka penyakit skabies di Indonesia, sehingga tercipta Indonesia bebas skabies.
Koordinasi, Sosialiasi, dan Training Pemberatasan Skabies di Pesantren ini mendapat apresiasi dari LP2 PP Muhammadiyah. Djamaluddin mengatakan bahwa acara ini mampu menjadi solusi terkait bagaimana LP2 PP Muhammadiyah bersikap dan mengambil langkah dalam menyikapi persoalan ini.
“Dari kegiatan ini kalau bisa mungkin ada SOP penanggulangan untuk skabies dari tingkat asrama sampai ke klinik itu seperti apa,” harap Djamaluddin.
Acara ini merupakan wujud kerja sama MoU antara MPKU PPM dan PT Galenium, Dirwan Suryo Soularto menyampaikan bahwa program ini akan terus dikembangkan di pesantren Muhammadiyah lainnya, juga mendorong optimalisasi serta evaluasi untuk pondok pesantren.
“Semangat berniat betul memutus rantai skabies dan juga meningkatkan peran husada, kader husada pesantren sesungguhnya, sehingga upaya kesehatannya selalu berkelanjutan,” ungkapnya. Dirwan juga berharap program ini berlanjut tidak hanya dikhususkan untuk pondok pesantren tapi juga panti asuhan dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) lainnya.
Acara dilanjut dengan Training pemberatasan Skabies yang dipaparkan oleh Siti Aminah, dosen FKIK UMY dan Sosialisasi Skabies yang dijelaskan oleh Isfi Sabila Izzati Hartuti yaitu dokter dari Poskestren Mu'allimaat dan Hartuti dari PT Galenium.
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau dengan gejala awal yaitu gatal pada bagian kulit tipis seperti sela-sela jari saat malam hari. Area keramaian memiliki potensi penyebaran skabies, salah satunya yaitu pesantren. Skabies dapat diobati dengan krim permetrin 5%.
Dalam acara in juga diperkenalkan Scabimite yang merupakan salah satu obat skabies permetrin 5% dalam bentuk salep. Tidak hanya itu, Scabimite menghadirkan inovasi baru untuk pengobatan scabies yaitu blacksoap yang digunakan setelah menggunakan cream Scabimite. Tidak hanya membasmi tungau, blacksoap juga berfungsi menyamarkan bekas luka yang ditimbulkan karena mengandung aloevera.
“Semoga dengan diadakan acaranya ini, kita semuanya lebih aware lagi dengan beberapa penyakit yang mungkin sebelumnya dianggap yaudah gatal-gatal biasa. Jadi kita lebih tau nih penyakit-penyakit yang dianggap sepele,” ungkap Aulia Maharani Elsafir, Musyrifah sekaligus peserta pada acara ini.
Dengan diadakannya acara ini, diharapkan para santri dapat memperoleh edukasi yang tepat mengenai pencegahan penularan skabies serta tumbuh kesadarannya untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, sehingga terbentuk pribadi santri husada yang peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungan. (nad/riz)
