Teladani Jiwa Tangguh Sosok Rasullullah Berdayakan Umat

Publish

5 September 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
67
Istimewa

Istimewa

Teladani Jiwa Tangguh Sosok Rasullullah Berdayakan Umat

Oleh: Hj. Deny Ana I’tikafia SP.MM., Wakil ketua PDA Jepara

Gegap gempita, rakyat Indonesia memperingati HUT RI ke-80, dengan berbagai rangkaian acara dari tingkat nasional hingga pelosok negeri, menyatu dalam kegembiraan, semangat untuk melanjutkan cita perjuangan yang semakin nyata, asa itu hadir, sejenak melupakan kesedihan, berbagai permasalahan yang dihadapi.

Thema yang diusung bersama, “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju,Tema ini mencerminkan visi untuk mewujudkan persatuan yang di berbagao bidang, namin kegembiraan itu terhempas tatkala berbagai insiden datang melanda, bagai ombak ditepi pantai yang begitu saja pasang, sontak merusak suasana sekitarnya.

Sebetulnya kejadian itu tidak serta merta, langsung terjadi begitu saja, namun dengan berbagai intrik masalah sepele, dari sedikit demi sedikit, hingga memanas dengan berbagai sebab. Isu kenaikan pajak dikala perekonomian masih lesu diusahakan untuk menggeliat menuju peningkatan,. Adanya budaya pamer kekayaan yang diistilahkan dengan flexshing makin meluas, justru datang dari pejabat, wakil rakyat, sanak saudara dan kerabatnya, yang menimbulkan kesenjangan yang sangat berarti.

Kian memanas, dengan munculnya demo, meninggalnya ojol dan korban berikutnya, sangat memicu emosi yang tak bisa teredamkan begitu saja, bagi siapa saja yang melihatnya, semakin risi melihat fenomena kebahagiaan yang mereka banggakan yang sengaja diperlihatkan dengan vulgar.

Rakyat adalah manusia biasa yang memiliki iman yang naik turun, namun apakah mereka harus dipersalahkan dan semua biang keladi didiamkan dan dibiarkan begitu saja semakin merajalela”? Kesenjangan yang semakin nyata, hingga menimbulkan emosi yang tak terbendung, muncul memuncak, hingga menimbulkan berbagai aksi dan reaksi semakin parah.

Semua telah terjadi, yang telah berlalu ibarat nasi telah menjadi bubur, namun kita masih memiliki semangat dan niat untuk memperbaiki diri, menjaga kesatuan NKRI, yang tetap diperjuangkan dan dipertahankan, mengingat baru saja kita memperingati kemerdekaan ke 80..

Ke depan kelangsungan hidup memang harus dipertahankan, di saat umat islam memperingati maulid Nabi Muhammad SAW, menjadi kewajiban kita semua, mengingat sosok yang telah menjadi panutan, meneladani sosok jiwa tangguh yang dimiliki Rasullullah.

Mempedomani Qs.Al Ahzab ayat 21 dan 22 bahwa,”Sungguh, pada (diri) Rasullullah benar-benar ada suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, serta yang banyak mengingat Allah, Ketika orang-otang mukmin melihat golongan-golongan yang (bersekutu) itu mereka berkata,,”Inilah yang dijanjikan Allah dan RasulNYA kepada kita, Benarlah Allah dan Rasulnya.Hak itu justru makin menambah keimanan dan keislaman mereka.”

Semua harus instrospeksi diri, jaman semakin maju, belajar menjadi bijak ada;ah solusi paling tepat untuk diterapkan masing- masing diri. Banyak hal yang perlu dicermati. Merubah agar diri menjadi baik, tidak perlu menunggu dewasa bahkan tua, parenting dari dini, perlu diterapkan, baik dari kalangan menengah maupun atas wajib merintisnya.

Di setiap diri ini adalah pemimpin, yang harus memimpin banyak hal, faktor utama dan pertama yang harus disadari adalah memimpin diri sendiri, agar menjadi insan yang baik, setelah itu baru memimpin orang lain. Sudah tidak jamannya menjadi pemimpin merasa paling benar sendiri, keberadaannya harus bisa mengayomi siapapun yang ditemui.

Pemimpin yang rendah hati bukan rendah diri. Kehadirannya selalu diharapkan karena bisa mengayomi siapapun yang ditemuinya. Meskipun masih bamyak pemimpin belum bisa dalam taraf ideal, setidaknya sudah berupaya seminimal mungkin untuk menjadi baik, menurut versi masing-masing sesuai kemampuan,

Berubah baik itu butuh proses, tidak instan, serta merta, semua berproses secara alamiah, dan harus tetap dengan sabar, berniat untuk menjadi baik. Di semua lini masih butuh merubah diri agar baik.

Menjadi pemimpin idaman. Sudah selayaknya diupayakan oleh semua fihak, perlu niatan yang teguh, merubah gaya hidup menjadi sederhana. Itu kelihatannya mudah, tapi pada kenyataannya tidak semudah apa yang dibayangkan, banyak yang menjadi lupa diri, setelah berkecukupan harta, lupa bahwa di dalam harta yang di amanahkan, ada hak orang lain, yang perlu mendapatkan uluran tangan.

Momen maulid nabi, 12 Rabiul Awal 1447 H, tepat di hari Jumat 05/09/2025, selayaknya semakin menambah kebaikan, tetap mengingat pepatah, Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Berlomba-lomba dalam kebaikan, tidak hanya menjadi slogan yang hampir musnah, tetap menyatu dalam sanubari, melekat agar diri menjadi insan terbaik di hadapan Allah SWT.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Wiwik Rahayu, Mahasiswa Program Doktor Farmasi UAD Yogyakarta   "Mempelajari filsafat i....

Suara Muhammadiyah

3 June 2025

Wawasan

Oleh: Teguh Pamungkas Indonesia merayakan HUT ke-78 kemerdekaan RI pada bulan lalu. Kemerdekaan yan....

Suara Muhammadiyah

20 September 2023

Wawasan

Anak Saleh (28) Oleh: Mohammad Fakhrudin "Anak saleh bukan barang instan. Dia diperoleh melalui pr....

Suara Muhammadiyah

30 January 2025

Wawasan

Menghidupkan Ranting Muhammadiyah dengan Bahagia Oleh: Ahsan Jamet Hamidi – Ketua PRM Legoso ....

Suara Muhammadiyah

13 May 2024

Wawasan

Oleh : dr. Wiwik Rahayu, Mkes Belum lama ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengumumkan progra....

Suara Muhammadiyah

9 May 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah