YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Direktorat Kemitraan Global dan Employability (DKGE) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyelenggarakan kegiatan orientasi bagi 55 mahasiswa baru internasional bertajuk “Induction Day” pada Kamis (11/10). Acara yang berlangsung di Ruang Sidang Utama Gedung AR Fachruddin A lantai 5 ini bertujuan memperkenalkan lingkungan kampus sekaligus membantu mahasiswa asing beradaptasi dengan kehidupan akademik dan sosial di Yogyakarta.
Para mahasiswa baru tersebut berasal dari 15 negara, antara lain Sierra Leone, Gambia, Uzbekistan, Kazakhstan, Tajikistan, Pakistan, Timor Leste, Myanmar, Malaysia, Kamboja, Nigeria, Filipina, Bangladesh, Thailand, dan Palestina. Adapun Myanmar menjadi negara dengan jumlah mahasiswa baru terbanyak tahun ini, yaitu 13 orang.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Mutu, Reputasi, dan Kemitraan Global UMY, Slamet, menyampaikan selamat datang kepada seluruh mahasiswa baru internasional dan menegaskan bahwa mereka bukan sekadar data statistik penerimaan, tetapi merupakan bagian dari keluarga besar UMY.
“Kalian telah memulai perjalanan yang mengasyikkan, perjalanan yang mempertemukan kalian dengan studi baru, budaya baru, dan kehidupan baru di Yogyakarta. Ketahuilah, kalian bukan sekadar angka dalam daftar pendaftaran. Mulai hari ini, kalian adalah keluarga kami di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,” ungkap Slamet.
Ia menambahkan, Induction Day tidak hanya berfungsi sebagai orientasi kampus, tetapi juga sebagai ajang bagi mahasiswa baru untuk mengenal dunia kerja, menemukan identitas diri, dan membangun relasi pertama mereka di kampus.
“Jalan di depan kalian penuh dengan kesempatan untuk belajar, berkembang, dan berbagi kisah unik masing-masing. Jangan takut untuk mengambil kesempatan dan keluar dari zona nyaman kalian,” pesannya.
Sementara itu, Direktur Kemitraan Global dan Employability UMY, Prof. Dr. Rizal Yahya, S.E., M.Sc., Ak., CA., CRP., menekankan pentingnya kesiapan mahasiswa dalam menghadapi berbagai situasi, terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan keamanan pribadi. Ia mengingatkan agar seluruh mahasiswa internasional memastikan kepemilikan asuransi kesehatan yang aktif selama masa studi di Indonesia.
“Satu hal yang sangat penting adalah memiliki asuransi kesehatan. Kami pernah menemui mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan namun tidak memiliki asuransi. Jadi, pastikan kalian memilikinya karena hal-hal tak terduga bisa terjadi kapan saja,” tegas Rizal.
Selain itu, Rizal juga mendorong para mahasiswa untuk membangun jejaring komunitas di antara sesama mahasiswa internasional. Komunitas tersebut diharapkan dapat menjadi wadah berbagi informasi, mempererat kebersamaan, dan memudahkan koordinasi dengan pihak kampus.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai fasilitas kemahasiswaan yang dapat diakses oleh mahasiswa internasional, disampaikan oleh Muhammad Arif Rizki, S.Psi., M.Psi., Psikolog dari Direktorat Kemahasiswaan UMY.
Sebagai penutup, para peserta menerima penjelasan mengenai regulasi akademik dan administrasi, termasuk informasi terkait biaya kuliah dan layanan pendukung mahasiswa internasional. Melalui kegiatan ini, UMY menegaskan komitmennya untuk terus mendukung, memfasilitasi, dan menciptakan lingkungan akademik yang inklusif bagi seluruh mahasiswa dari berbagai negara. (FU)