Washli Sjafie: Nusantarakan Pendidikan Muhammadiyah Kalimantan Barat

Publish

6 October 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
684
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Washli Sjafie: Nusantarakan Pendidikan Muhammadiyah Kalimantan Barat

Oleh: Amalia Irfani

Keberuntungan hidup tidak selalu harus diukur dengan materi dan kemewahan. Apalah arti harta berlimpah, gelar akademik yang membuat nama pemberian orang tua menjadi prestise dimata manusia jika ia hanya deretan kata-kata tanpa ada kemanfaatan. Maka memulakan diri dengan niat  mentargetkan pertambahan kualitas dan kuantitas amal sholeh agar hidup bermakna adalah kewajiban siapapun kita, agar hidup bernilai.

Kira-kira begitulah sedikit dari selonggok (bahasa Melayu Pontianak untuk menggambarkan sesuatu dengan jumlah banyak dan sulit untuk dihitung), yang dapat  dijabarkan dari pertemuan dengan salah satu tokoh berkemajuan Muhammadiyah Kalimantan Barat yang lahir di Kabupaten Sambas, Washli Sjafie. Siapapun kader Muhammadiyah yang telah lama mengabdikan diri di persyarikatan pasti mengenal sosok pekerja keras dan berkomitmen memajukan. Kerja ikhlash karena Allah dan tujuan agar pendidikan Islam tidak dipandang sebelah mata,  telah banyak membuat masyarakat terpesona dengan Muhammadiyah, khususnya di amal usaha pendidikan. Pendidikan berkemajuan yang diusung Muhammadiyah membuat keberadaan pendidikan Islam di Kalimantan Barat semakin diperhitungkan, tidak saja oleh masyarakat Islam tetapi juga non Islam yang dulu menurut Washlie pernah menjadi role model mutu pendidikan di Kalimantan Barat.

Awal Pengabdian di Persyarikatan

Lahir 73 tahun silam, Washli Sjafie dibesarkan di lingkungan keluarga sederhana namun sangat mencintai ilmu. Kedua orang tua berprofesi sebagai petani,  tidak membuat Washlie remaja kehilangan semangat merubah nasib. "Saye tak mau lah idop begini-begini jak, saye yakin menuntut ilmu akan Allah mudahkan, saye nekat ke Pontianak, emak saye nanges, takot ape-ape kalau saye merantau", cerita Washlie dengan mata berbinar saat mengenang perjalanan hidup penuh perjuangan.  Namun doa orang tua dan keyakinannya pada takdir baik dari Allah saat  ikhtiar telah dilakukan menjadi suplemen kebaikan untuknya terus bergerak.

Kenangan tersebut terekam jelas dibenak Washlie, tangisan orang tua baginya penyemangat agar ia kuat bertahan. Washlie pun menambahkan dari sepuluh teman yang saat itu juga merantau ke Pontianak, hanya Ia yang paling miskin. "paling burok (jelek) rumah sayelah,", ujar Washlie dengan mimik bahagia mengenang perjuangan yang tidak mudah. Kebahagiaan terpancar dari raut wajahnya, seolah pengalaman tersebut baru setahun dua tahun berlalu.

Menurut Washlie, ia sejak kecil mencintai pendidikan Islam. Harapan agar pendidikan Islam maju dan berkembang di bumi Kalimantan Barat pernah ia impikan,  tidak jemu ia pun selalu berdoa kepada Allah agar suatu saat nanti tenaga, pikirannya  menjadi bagian untuk memajukan pendidikan Islam di tanah borneo. Saat itu memang (hingga tahun 1980-an), belum ada pendidikan Islam yang dianggap maju dan setara dengan pendidikan non Islam. Pendidikan Islam jauh tertinggal, bahkan banyak orang tua beragama Islam  menyekolahkan anaknya ke sekolah yayasan Kristen dengan tujuan mendapatkan pendidikan yang layak. Sekolah Kristen memang teridentik sebagai sekolah berkualitas, disiplin dan bersih. Berbeda dengan sekolah negeri kebanyakan atau swasta umum yang cenderung kumuh dan kurang menerapkan aturan disiplin.

Pemimpin Berkemajuan

Berbincang dengan Washlie Sjafie, akan membawa kita ke masa mula keemasan majunya pendidikan Muhammadiyah Kalimantan Barat, khususnya di Kota Pontianak. Pak Washlie  demikian biasa beliau disapa, sangat antusias saat penulis memperkenalkan diri sebagai kader Muhammadiyah. "Kata Muhammadiyah bagi saya adalah identitas, terasa bersaudara walau baru pertama kali jumpe", candanya, sambil mempersilahkan penulis duduk  di ruang tamu rumah yang terasa asri dan bersih.  Dengan ciri khas suara menggelegar, Washlie tampak bersemangat menceritakan tentang perjalanan membesarkan sekolah yang hingga detik ini menjadi salah satu sekolah dasar Islam favorit di Kota Pontianak bahkan di Kalimantan Barat.

Washlie menjelaskan, ia beruntung bertemu dengan kader militan Muhammadiyah yang juga sangat mencintai ilmu. "Tak berenti saye bersyukur same Allah, karena doe saye diijabah", dengan logat kental Melayu Sambas, Washlie  menceritakan bahagianya saat Allah memberi banyak kebaikan dan rezeki.  Baginya dapat mengabdi di Muhammadiyah adalah karunia dan amanah. Di kader langsung  dr. Barry Barasilla dan dr. Inin Salma Rasyid Sutan Mansur, serta bertemu dengan beberapa pemimpin kharismatik membuat Washlie tersemangati untuk dapat menjadi pemimpin berpikir dan bertindak berkemajuan.

Maka, saat diamanahi sebagai kepala sekolah tahun 1978-1997, Washlie mulai menyusun rencana, mengembangkan relasi baik dengan instansi terkait, berpikir keras bagaimana menjadikan SD Muhammadiyah 2 maju dan tidak lagi dianggap remeh. Ia menyadari betul, jika SD Muhammadiyah 2 unggul maka akan berefek positif pada perguruan Muhammadiyah yang ada di Kalimantan Barat juga perguruan Islam lain. Mereka akan terpecut membesarkan, bergerak tidak statis tetapi harus bergerilya. "Kite tak boleh kalah, Islam nih  luar biase, pemeluk agama lain jak mengakui dan mereka ketakutan, tapi kite yang tak sadar, malah kite nih lah yang meremehkan pendidikan Islam", tegasnya.

Washlie pun mulai memobilisasi sumber daya yang ada. Menekankan kedisiplinan, kejujuran dan kerja keras pada diri dan bawahannya. Pemimpin harus mampu menjadi pengendali, tidak cukup hanya cerdas dan tanggap. Pemimpin harus tahan banting, ikhlash menyumbangkan pikiran, tenaga dan waktunya bagi yang ia pimpin. Bagi Washlie, pemimpin sukses adalah pemimpin yang berhasil mengkader estafet kepemimpinan selanjutnya, ia tidak lupa diri dan takut turun jabatan.

Disiplin Tegak Menarik

Washlie meyakini hidup bermanfaat saat ajaran Islam dilaksanakan secara kaffah. Jangan korupsi, tidak boleh bermalas-malasan dan enggan belajar mencerdaskan diri. Sebagai pemimpin ia akan terus berusaha menjadikan SD Muhammadiyah 2 unggul. Tidak sungkan, Washlie muda yang penuh talenta, belajar dengan banyak bertanya dan mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan dinas pendidikan dan instansi terkait Kalimantan Barat.

Semangat membara, jiwa tidak terima pendidikan Islam dipandang sebelah mata, memunculkan banyak kreatifitas, keberanian, kepedulian bahkan kepedean. Para guru ia kumpulkan, mereka diminta untuk kerja keras, kerja ikhlash menyumbangkan  tenaga, pikiran walau belum bisa dibayar dengan reward berupa gaji memadai. Washlie memompa semangat para guru agar bersama berjuang. "Jika kite berhasil, maka pendapatan kite pun insyaAllah bertambah dan berkah", pecut  Washlie kepada para guru saat rapat untuk memulai pekerjaan besar, yang ia anggap sebagai ladang dakwah 'amr ma'ruf nahi munkar.

Guru yang hadir pun bersemangat, mereka menurut Washlie  anak muda yang cerdas dan kreatif hanya perlu dibimbing dan terus dipompa semangatnya. Alhamdulillah, geliat membesarkan SD Muhammadiyah 2 tidak henti. Guru mencerdaskan murid dengan pembelajaran efektif, bahkan tidak jarang memberikan kelas atau jam tambahan. Tiap siswa dilihat bakat dan minatnya, bakat yang tampak akan diasah dan kemudian dipacu untuk berani tampil ke publik melalui perlombaan yang dimulai tingkat kecamatan, kota, nasional bahkan hingga internasional.

Washlie melihat berbagai peluang sebagai tantangan dan kesempatan emas untuk mengenalkan SD Muhammadiyah 2. "Saat melihat ada pengumuman perlombaan gambar di Korea Selatan tahun 1982, bagi saye itu momen  berharga,  karena kebetulan saye menemukan ada anak didik kami yang bagus menggambar, saye kirim gambarnye, pake pos waktu itu, alhamdulilah menang. Saye bersukacita saat itu, Ya Allah dalam hati saye, engkau permudah urusan hamba, bayangkan siswa SD Muhammadiyah 2 mengalahkan 40 negara, siape yang tidak bangge, guru, saya dan orang tue murid pun bangge, Allahuakbar", kenang Washlie.

Kemenangan itu bukan yang pertama untuk SD Muhammadiyah 2 sebab sebelumnya telah ada kompetisi lomba yang diikuti di tingkat kota dan provinsi. Tapi yang pertama dalam sejarah SD Muhammadiyah 2 bahkan mungkin untuk Kalimantan Barat dan Indonesia, lomba menggambar dimenangkan oleh sekolah Islam di provinsi yang pendidikannya belum maju.

Kemenangan yang membuat masyarakat tidak lagi memandang remeh SD Muhammadiyah 2, dan tidak lagi meremehkan sekolah Islam yang dianggap kampungan dan tidak berkelas. "Saye masukan ke koran Akcaya Kalimantan Barat biar orang kenal, ini riya' yang dibenarkan", canda Washlie, dan dilakukan upacara khusus untuk siswa dan orang tua untuk penerimaan penghargaan dan sertifikat. Promosi lanjut Washlie harus juga dijadikan bagian kinerja untuk membesarkan sekolah, maka selain wajah murid yang menang terpampang di koran, orang tua juga kita masukan. "Orang tua mane yang tak bangge anaknye menang lomba, internasional pula", lanjut Washlie dengan senyum merekah menandakan ia pun sejatinya bangga, karena menjadi bagian kemajuan atas izin Allah SWT.

Juara internasional di Korea Selatan menjadi tangga keberhasilan Washlie bersama tim untuk mengenalkan SD Muhammadiyah 2. Masyarakat mulai mencari tahu keberadaan SD Muhammadiyah 2, antri masuk pun semakin panjang. Kesuksesan ini membuat Washlie tidak berbesar hati, tetapi semakin bersemangat membesarkan dan mengenalkan SD Muhammadiyah 2.

Washlie kembali bercerita, disiplin adalah modal sukses jika dilandasi dengan penuh kesabaran dan ikhlash karena Allah. Sukses itu pun harus selalu berdiri tegak  dipoles kebaikan yang menarik. Ini poin pokok, ia berusaha survive membesarkan SD Muhammadiyah 2, melalui disiplin tegak menarik. Keunggulan adalah nilai akhir yang akan dinilai masyarakat untuk memilih. Kerja keras agar dikenal masyarakat tidak henti terus dilakukan.

Washlie terus mencari informasi, membaca koran dan menonton televisi agar inovasi selalu terbarukan. Ia mempelajari bagaimana lomba  cerdas cermat di TVRI, maka dengan keyakinan Washlie mendaftarkan sekolah yang dibinanya, mengikuti kompetisi tingkat daerah, dan menang. Kemenangan tersebut menghantarkan SD Muhammadiyah 2 sebagai satu-satunya sekolah dari pulau Kalimantan yang mengikuti lomba cerdas cermat nasional di Jakarta.

Bertanding di Jakarta dan bertemu dengan sekolah kelas juara, tidak membuat Washlie gentar dan berkecil hati. "Bertanding bukan untuk memperoleh kemenangan saja, tetapi sebuah care kite membuktikan dalam hal ini sekolah Islam itu mampu, dan tak kalah hebatnye. Selalu sebelum bertanding saye ajak anak-anak dan tim untuk sholat berjamaah di Istiqlal dan malamnye kite tahajud bersama, kite minta kemudahan dari Allah setelah ikhtiar telah kita lakukan, ketika menang sebelum pulang saya ajak mereka jalan-jalan ke Taman Mini, Gedung juang dan tempat wisata lain di Jakarta sebagai reward keberhasilan dan kerja keras", ungkap Washlie.

Menang babak penyisihan,  babak semifinal dan final, adalah kebahagiaan yang tidak henti disyukuri Washlie. Tiap kemenangan selalu di post di media, dan sekarang bukan lagi ia yang sibuk menghubungi media, sekarang medialah yang wara wiri datang, "Alhamdulillah SD Muhammadiyah 2 semakin dikenal, kite semue bangge, kemenangan yang tidak saja membuat SD Muhammadiyah 2 unggul dan dikenal tetapi juga seluruh sekolah Muhammadiyah di  Indonesia, dan Kalimantan Barat mulai diperhitungkan". Washlie kembali menambahkan masa itu, tiap kompetisi SD Muhammadiyah 2 di TVRI didoakan dan didukung seluruh masyarakat. Jalanan sepi, spanduk dukungan dan apresiasi dimana-mana, koran memberitakan kemenangan SD Muhammadiyah 2 sebagai kemenangan provinsi, kemenangan yang sesungguhnya adalah dakwah dan syiar Islam.

Amalia Irfani, Kandidat Doktor Sosiologi UMM, LPPA PWA Kalbar, Sekretaris LPP PWM Kalbar


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Humaniora

Presiden (tak) Lumrah Oleh Ahsan Jamet Hamidi, Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Legoso, Tangeran....

Suara Muhammadiyah

12 January 2024

Humaniora

Oleh: Cristoffer Veron P Hidup ini sarat dengan teka-teki. Tidak ada yang tahu dalam diri setiap in....

Suara Muhammadiyah

20 December 2023

Humaniora

Sajadah Kirman  Cerpen Ichsan Nuansa Asyhadu al Laa Ilaaha Illallah... Suara adzan Rido melun....

Suara Muhammadiyah

26 April 2024

Humaniora

Masa Kecil di Kauman Cerpen Affan Safani Adham Masa kecil saya memang lebih banyak bermain-main di....

Suara Muhammadiyah

19 April 2024

Humaniora

Manfaat Edukasi Fungsional Berseni Takbiran bagi Anak-Anak dan Masyarakat Oleh: Mustofa W Hasyim, A....

Suara Muhammadiyah

2 April 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah