Allah selalu  Bersama Hamba-Nya Setiap Waktu

Publish

26 August 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
49
Dok Istimewa

Dok Istimewa

Allah selalu  Bersama Hamba-Nya Setiap Waktu

Oleh: Badru Tamam, Kader Muhammadiyah

Allah SWT berfirman:

يَسْئَـلُهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۗ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِيْ شَأْنٍ 

"Apa yang di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan." (QS. Ar-Rahman: 29)

Ayat ini menegaskan bahwa Allah senantiasa mengatur urusan makhluk-Nya, tanpa jeda dan tanpa pernah lelah. Tidak ada satu detik pun dalam hidup kita yang luput dari pengawasan, perhatian, dan kasih sayang Allah.

Kehidupan manusia dipenuhi dengan berbagai pergantian keadaan ada yang keadaannya sehat, sakit, lapang, sempit, bahagia, sedih, sukses dan gagal. Semua itu tidaklah berjalan tanpa kendali. Imam Ibn Katsir dalam Tafsir-nya menjelaskan bahwa maksud dari ayat ini adalah Allah terus-menerus memberikan rezeki, menghidupkan dan mematikan, mengampuni dosa hamba-Nya, serta memenuhi segala kebutuhan mereka.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis qudsi:

يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ

“Aku sesuai persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam suatu kelompok, maka Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari mereka.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan betapa dekatnya Allah dengan hamba-Nya. Namun sayangnya, sering kali justru manusia yang lalai. Kita sibuk dengan dunia, terlena oleh urusan sesaat, hingga lupa bahwa Allah selalu membersamai kita.

KH. Hasan Abdullah Sahal pernah berpesan, “Jangan takut salah ketika berbuat baik. Lebih baik berbuat lalu salah, daripada tidak berbuat sama sekali karena takut salah.”

Kalimat ini sederhana, tetapi mengandung hikmah mendalam. Kadang, karena takut keliru, kita memilih diam dan tidak bergerak. Padahal, diam berarti membiarkan peluang kebaikan hilang begitu saja. Selama niat kita lurus, Allah akan menuntun dan memperbaiki langkah-langkah kita.

Di antara bentuk rasa takut yang tercela adalah ketika seseorang lebih memilih mencari ridha manusia meski harus membuat Allah murka. Ia berusaha menyenangkan hati manusia, sekalipun dengan cara melanggar aturan Allah. Padahal, ia sadar betul bahwa perbuatannya itu salah.

Rasulullah SAW bersabda,

مَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ

Artinya:

“Barangsiapa yang mencari ridho Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang mencari ridho manusia namun Allah itu murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia.”(H.R. Tirmidzi)

Hadis ini meneguhkan bahwa keberanian berbuat baik, meski tidak sempurna, tetap lebih utama daripada diam karena takut salah.

Kisah Umar bin Khattab dan Keyakinan akan Pertolongan Allah

Sejarah Islam mencatat, betapa Umar bin Khattab RA selalu yakin Allah membersamai setiap langkah perjuangannya. Suatu ketika, ia berangkat ke Baitul Maqdis. Di perjalanan, ia menemui sahabat-sahabatnya yang mempersoalkan apakah akan melewati wilayah yang terkena wabah atau tidak. Umar pun berkata tegas, “Kita lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain.”

Ucapan Umar ini menunjukkan bahwa keputusannya bukan karena takut, tetapi karena yakin bahwa Allah senantiasa menyertai hamba-Nya dalam setiap ikhtiar. Dengan keyakinan itu, Umar memilih jalan terbaik agar kaum muslimin terhindar dari bahaya.

Hidup sering membuat hati kita terombang-ambing dalam ketidakpastian. Kadang kita merasa sendiri, padahal Allah selalu bersama kita 24 jam penuh, tanpa pernah meninggalkan. Allah lebih dekat kepada hamba-Nya dibanding urat lehernya sendiri.

Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ

Artinya:

"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (QS. Qaf: 16)

Allah tidak pernah meninggalkan kita, justru kitalah yang sering meninggalkanNya. Jangan biarkan hati kosong tanpa ingatan kepadaNya. Jadikan setiap langkah kita sebagai bentuk kesadaran bahwa Dia selalu dekat, selalu mendengar, dan selalu menolong kita.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Hadlarah

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Pondok Hajjah Nuriyah....

Suara Muhammadiyah

26 February 2024

Hadlarah

Panduan Islam Bermedia Sosial M. Husnaini, Ph.D., Dosen FAI UII, Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid ....

Suara Muhammadiyah

7 May 2024

Hadlarah

Anti Galau Belajar dari ‘Amul Husni Oleh: Dartim Ibnu Rushd, Dosen Prodi Pendidikan Agama Isl....

Suara Muhammadiyah

16 January 2024

Hadlarah

Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Oleh: Mutohharun Jinan Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhamma....

Suara Muhammadiyah

25 January 2024

Hadlarah

Tawakkal dan Ketenangan Jiwa Oleh: Syahbana Daulay Di era yang biasa disebut milenial ini, peran a....

Suara Muhammadiyah

18 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah