Dilema Penggunaan Artificial Intelligence di Perguruan Tinggi

Publish

2 January 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
1570
Foto Freepik

Foto Freepik

Dilema Penggunaan Artificial Intelligence di Perguruan Tinggi 

Oleh: Candra Kusuma Wardana, S.E., MBA, Dosen Program Studi Manajemen, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah mengalami perkembangan pesat dari tahun ke tahun. Tidak heran kalau AI mulai marak dimanfaatkan untuk menyelesaikan tugas yang sifatnya administrative maupun tugas yang membutuhkan critical thinking. Dewasa ini, salah satu sektor yang juga memanfaatkan AI adalah pendidikan tinggi. Dalam konteks Pendidikan, AI memang dapat memberikan kontribusi yang beragam, mulai dari perbaikan proses belajar hingga personalisasi pengalaman belajar. Saya akan memberikan pemaparan terkait dampak positif dan negatif pengguanan AI di perguruan tinggi.

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia Pendidikan tinggi di Indonesia menawarkan sejumlah manfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan adanya AI, mahasiswa dapat melakukan personalisasi pengalaman belajar mereka, menyesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan individu. Teknologi ini memungkinkan setiap mahasiswa untuk belajar lebih efektif dengan mempertimbangkan area bidang ilmu yang perlu ditingkatkan. AI akan memberikan rekomendasi urutan belajar, hingga strategi agar bisa menguasai materi tersebut. 

Contohnya Ketika mahasiswa kesulitan memahami teks bacaan yang kompleks, AI bisa menjadi Reading Support, yang mana akan membantu menyederhanakan teks, menjelaskan kata-kata yang sulit, bahkan membaca teks dengan suara. Teknologi AI juga dapat memberikan rangkuman terkait isi buku tersebut, sehingga tidak perlu lagi membaca keseluruhan isi buku secara utuh. Selain itu, AI juga bisa membantu mahasiswa mengasah materi perkuliahan yang disebut dengan Peer-to-Peer Learning Context. AI dapat bertugas sebagai ‘teman’ belajar, sehingga dapat memberikan umpan balik yang konstruktif seolah-olah mahasiswa sedang berdiskusi di dalam kelas.

Hadirnya teknologi AI selain membantu mahasiswa memahami konsep materi yang sulit, namun juga memiliki sisi negatif jika tidak dimanfaatkan secara bijak. Karena menawarkan banyak sekali cara untuk menyelesaikan pekerjaan seperti mencari informasi, menyelesaikan tugas, hingga belajar mandiri, maka AI menyimpan dampak buruk yang amat serius jika digunakan tidak semestinya. 

Contoh yang nyata dampak buruk penggunaan AI dalam dunia Pendidikan yaitu mahasiswa akan merasa ketergantugan berlebih terhadap AI. Mahasiswa yang terbiasa menggunakan AI dalam mengerjakan tugas-tugasnya akan sulit untuk berfikir kritis Ketika diminta mengerjakan tugas tersebut tanpa bantuan AI. Hal ini juga akan mengikis daya kreatifitas mereka yang seharusnya bisa tumbuh Ketika dihadapkan oleh situasi sulit.

Selain itu, dampak negative yang paling serius atas penggunaan AI di perguruan tinggi adalah munculnya rasa malas. Mahasiswa akan menjadi malas untuk membuka buku atau pun jurnal, mahasiswa juga akan malas untuk berdiskusi dengan rekan maupun dosen. Hal tersebut dikarenakan semua jawaban yang dibutuhkan sudah disediakan oleh AI. Kemalasan tersebut menyebabkan pola pikir mahasiswa sebagai generasi muda akan tumpul, sehingga kreatifitas dan kemampuan berfikir kritis mahasiswa kaan berkurang drastis dalam beberapa waktu kedepan. 

Untuk meningkatkan dampak positif penggunaan AI di perguruan tinggi, langkah utama yang harus dipastikan adalah kesediaan pemerintah untuk memberikan akses merata terhadap infrastruktur teknologi, khususnya di daerah terpencil. Koneksi internet yang memadai adalah kunci untuk meningkatkan penggunaan AI Bagai pembelajaran. 

Selain itu, AI harus digunakan untuk mempersonalisasi pembelajaran, namun tetap menjaga keseimbangan interaksi tatap muka antara dosen dan mahasiswa, agar kemampuan berpikir kritis dan keterampilan sosial tetap terasah. 

Perguruan tinggi juga harus memastikan AI digunakan secara proporsional dan adil, artinya harus dibuat regulasi yang sistematis untuk mencegah penyalah gunaan AI oleh mahasiswa. Oleh karena itu, kolaborasi antara teknologi, kebijakan pendidikan, dan pengajaran inklusif menjadi penting agar dapat mempertahankan kualitas pembelajaran. 

 

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Islam dan Perang: Antara Perdamaian dan Pembelaan Diri Donny Syofyan Apakah Islam menganjurkan uma....

Suara Muhammadiyah

9 September 2024

Wawasan

Pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Peringatan Harkitnas 2024 Oleh: Mohammad Fakhrudi....

Suara Muhammadiyah

15 May 2025

Wawasan

Anak Saleh (23) Oleh: Mohammad Fakhrudin "Anak saleh bukan barang instan. Dia diperoleh melalui pr....

Suara Muhammadiyah

26 December 2024

Wawasan

Oleh: Prof Dr Drs A Hilal Madjdi, MPd, Wakil Ketua PDM Kudus   Gegap gempita selamat dan syuk....

Suara Muhammadiyah

14 May 2025

Wawasan

Moderasi Beragama Kiai Dahlan Oleh: Baharuddin Rohim “Dapat menempatkan sesuatu pada tempat....

Suara Muhammadiyah

7 October 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah