YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jetis Kota Yogyakarta menghadirkan Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta, Margianto, sebagai imam dan khatib Idul Adha 1446 H, Jumat (6/6) di Lapangan Kopertis Bumijo V, Jetis, Kota Yogyakarta.
Margianto mengatakan, ibadah kurban yang dilaksanakan setiap tahun mengandung banyak nilai-nilai hikmah penuh makna. Dan semestinya segenap umat Islam mengambilnya untuk dijadikan sebagai ibrah dalam kehidupan.
Pertama, syariat berkurban sesungguhnya mengingatkan kita agar hidup ini selalu mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini mendasari dari kata kurban sendiri, yakni Al Qurbu wal qurbah yang artinya dekat dan kedekatan.
"Orang yang mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah akan memberikan apa pun yang segala kita pinta," katanya.
Di samping itu, akan dijaga oleh Allah dari perbuatan tercela. Hal ini merepresentasikan dari sifat Allah, Al-Hafidz, yang berarti Maha Memelihara/Menjaga). "Hidupnya akan senantiasa dijaga dan dipelihara oleh Allah, sehingga terjauh dari perbuatan terhina dan tercela," ujarnya.
Kedua, syariat berkurban mengajarkan jika ingin melakukan kebaikan berikanlah yang terbaik. Tokoh sentral Nabi Ibrahim beserta istri dan anaknya (Ismail). Tatkala turun perintah menyembelih anaknya, kata Margianto, tanpa tawar-menawar, Nabi Ibrahim beserta keluarganya menyambut dengan sukacita.
"Satu-satunya gelar yang tertinggi yang Allah berikan kepada seluruh para nabi dan rasul, tetapi hanya diberikan kepada Nabi Ibrahim, yaitu Khalilullah, "kekasih Allah". Karena di dalam diri Nabi Ibrahim yang ada hanyalah memberikan yang terbaik untuk Allah," tuturnya.
Hal tersebut jika dilakukan, maka Allah akan memberikan tempat yang tertinggi dan tempat terpuji. Tentu mesti dilandasi oleh niat hanya mengharap ridha Allah.
"Islam mengajarkan jika memberikan sesuatu kepada orang lain, maka berikanlah yang terbaik. Dalam Al-Qur'an, orang yang punya sifat baik adalah orang yang selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi dan golongan," tegasnya.
Ketiga, syariat berkurban mengajarkan arti penting kejujuran dan keikhlasan. Margianto menegaskan, kejujuran menjadi hal termahal di era modern seperti sekarang ini.
"Segala macam kegaduhan, kejahatan, kemungkaran yang terjadi terus-menerus, tidak lain karena faktor kejujuran para pelakunya. Mereka tidak jujur pada dirinya, apalagi jujur kepada orang lain," jelasnya.
Selain jujur, sambung Margianto, Allah juga memerintahkan kepada manusia untuk ikhlas dalam beribadah. "Ikhlas adalah kunci diterimanya ibadah kurban," jelasnya.
Margianto mengajak, agar seluruh umat Islam dapat membangun kejujuran dan keikhlasan. Karena tanpa kejujuran dan keikhlasan, nilai-nilai Islam tidak akan mampu mewujud dalam kehidupan sehari-hari.
"Jika kejujuran dan keihlasan ada pada setiap orang maka hidup bermasyarakt, berbangsa dan bernegara akan berjalan dengan baik, rukun dan harmonis," tandasnya. (Cris)
