Kisah Kelahiran Nabi Muhammad dan Pilihan Ilahi atas Bangsa Arab

Publish

4 September 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
100
Dok Istimewa

Dok Istimewa

Kisah Kelahiran Nabi Muhammad dan Pilihan Ilahi atas Bangsa Arab

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Sejarah Islam tak bisa dilepaskan dari pemahaman tentang kondisi masyarakat pra-Islam, yang dikenal sebagai era Jahiliyah. Artikel ini menyoroti keyakinan unik bangsa Arab kuno, alasan di balik pilihan Allah SWT menjadikan Arab sebagai tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, serta detail seputar kelahiran sang Nabi.

Jahiliyah: Syirik yang Menolak Perantara, Bukan Menolak Tuhan

Berbeda dengan keyakinan politeisme modern, bangsa Arab Jahiliyah bukanlah kaum ateis atau penyembah berhala yang sepenuhnya menolak Tuhan. Mereka justru meyakini Allah sebagai Pencipta, Pengatur, dan Pemberi rezeki alam semesta. Uniknya, mereka tidak pernah membuat patung atau berhala yang merepresentasikan Allah, karena mereka sadar bahwa Tuhan Maha Kuasa tak dapat diwujudkan dalam bentuk benda.

Syirik atau praktik penyekutuan Allah yang mereka lakukan adalah menempatkan perantara antara diri mereka dan Allah. Mereka merasa terlalu berdosa dan tidak suci untuk berdoa langsung kepada-Nya. Karena itu, mereka menyembah berhala-berhala seperti Lata, Hubal, dan Manat sebagai perantara, dengan keyakinan bahwa perantara ini akan mendekatkan mereka kepada Allah.

Artikel ini juga menjelaskan asal-usul berhala Lata, yang pada mulanya adalah seorang pria saleh yang dermawan. Setelah wafat, makamnya diabadikan dan lambat laun diyakini memiliki kekuatan spiritual, hingga akhirnya disembah sebagai Tuhan. Kasus ini menjadi pengingat tentang bahaya berlebihan memuliakan orang saleh, yang bisa berujung pada syirik.

Enam Alasan Logis Allah Memilih Jazirah Arab

Pertanyaan besar mengapa Allah tidak memilih Romawi atau Persia, dua peradaban superkuat saat itu, untuk menurunkan wahyu terakhir, terjawab dalam enam poin krusial berikut:

1.      Posisi Geografis Strategis: Jazirah Arab berada di persimpangan dua imperium besar, Bizantium dan Sassania (Persia). Lokasi ini memungkinkan kekuatan Islam yang baru lahir untuk menyebarkan pengaruh dan menaklukkan kedua kekuatan raksasa tersebut dalam waktu singkat.

2.      Tidak Ada Agresi Kolonial: Bangsa Arab tidak memiliki riwayat kolonialisme atau ekspansi agresif, sehingga Romawi dan Persia meremehkan mereka. Hal ini menjadi keuntungan tak terduga bagi tentara Muslim.

3.      Ketiadaan Peradaban Mapat: Bangsa Arab tidak memiliki pemerintahan terpusat, tulisan yang sistematis, atau arsitektur monumental. Kondisi "vakum" ini justru memudahkan Islam untuk membangun peradaban baru dengan identitasnya sendiri, lengkap dengan bahasa, seni, dan sistem hukum yang unik.

4.      Karakteristik Positif: Meskipun dianggap terbelakang, bangsa Arab memiliki sifat-sifat mulia, seperti keberanian, kejujuran, dan kesetiaan pada janji. Sifat-sifat ini menjadi fondasi kuat dalam membangun umat yang solid.

5.      Keunggulan Militer: Bangsa Arab dikenal sebagai penunggang kuda terampil dengan kuda-kuda terbaik di dunia. Keahlian ini, ditambah dengan ketahanan mereka terhadap kesulitan gurun, membuat mereka tak terkalahkan di medan perang.

6.      Bahasa yang Fasih: Bahasa Arab, dengan kekayaan kosakata dan struktur tata bahasanya yang kompleks, dinilai sebagai bahasa paling fasih di antara bahasa-bahasa Semit. Allah SWT memilih bahasa ini sebagai medium untuk menyampaikan firman-Nya, Al-Qur'an.

7.      Poin ketujuh yang paling fundamental adalah terpenuhinya doa Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail, yang memohon agar keturunan mereka kelak diutus seorang Nabi terakhir. Pilihan ini adalah jawaban langsung atas permohonan tersebut.

Fakta dan Mitos Kelahiran Nabi Muhammad SAW

·         Tanggal Lahir: Tanggal yang paling sering disebut, 12 Rabiul Awal, ternyata tidak memiliki landasan historis yang kuat dari sumber-sumber paling awal. Sejarawan awal Islam mencatat perbedaan pendapat tentang tanggal pastinya, menyebutkan tanggal 2, 8, atau 10 Rabiul Awal sebagai kemungkinan. Tanggal 12 Rabiul Awal baru populer pada abad ke-6 Hijriyah, saat perayaan maulid mulai diperkenalkan.

·         Tahun dan Hari: Namun, para sejarawan sepakat bahwa Nabi Muhammad SAW lahir pada Tahun Gajah, yang bertepatan dengan tahun 570 Masehi, dan pada hari Senin.

·         Kejadian Unik: Mengesampingkan kisah-kisah fantastis yang tidak terverifikasi, satu-satunya kejadian ajaib saat kelahirannya yang tercatat dalam hadis sahih adalah pernyataan Nabi sendiri. Beliau bersabda, saat ibunya melahirkan, sang ibu melihat sebuah cahaya yang memancar darinya, menerangi istana-istana di wilayah Busra, Suriah.

·         Nama dan Tradisi: Kakek Nabi, Abdul Muththalib, memberinya nama Muhammad, yang berarti "yang terpuji", sebuah nama yang sangat langka di kalangan bangsa Arab saat itu. Sebagai bentuk syukur, Abdul Muththalib mengkhitan cucunya pada hari ketujuh kelahirannya, tradisi yang umum di kalangan mereka.

·         Sukacita Keluarga: Kelahiran Nabi disambut gembira, bahkan oleh pamannya, Abu Lahab, yang di kemudian hari menjadi musuh utama Islam. Saking gembiranya, Abu Lahab memerdekakan budak perempuannya, Thuwaybah, yang memberinya kabar baik tersebut.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Pendidikan dan Tantangan: Kunci Pemimpin Pintar dan Bijak Oleh: Agus setiyono Pendidikan merupak....

Suara Muhammadiyah

14 June 2024

Wawasan

Oleh: Bobi Hidayat Beranjak dari kota jogiakarta yang terkenal dengan kota Pendidikan, sempat singg....

Suara Muhammadiyah

7 September 2023

Wawasan

Ramadhan dan Kualitas Kemanusiaan  Oleh : Arifudin, Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Ram....

Suara Muhammadiyah

18 March 2024

Wawasan

Pendidikan Perdamaian Atasi Kekerasan Oleh: Rizki Putra Dewantoro Pendidikan memainkan peran krusi....

Suara Muhammadiyah

26 October 2023

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Kisah-kisah Israiliyat disinggu....

Suara Muhammadiyah

10 May 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah