Membangun Baldah Thayyibah, Diperlukan Unifikasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Publish

10 March 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
280
Syafiq A Mughni

Syafiq A Mughni

LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafiq A Mughni menyebut, tema "Baldah Thayyibah: Refleksi Untuk Negeri" yang diusung dalam Kajian Ramadhan 1446 H PWM Jawa Timur, Sabtu (8/3) di Universitas Muhammadiyah Lamongan, Jawa Timur sangat penting. Menurutnya tema ini menunjukkan sebuah komitmen yang tidak bisa tawar-menawar bagi Persyarikatan Muhammadiyah.

“Adalah bagaimana membangun sebuah negeri seperti yang disifati di dalam Al-Qur’an sebagai Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghaffur,” katanya.

Merujuk pada asbabun nuzul (sebab muasal turunnya ayat—Qs Saba’ [34]: 15), redaksi ayat ini berkaitan dengan sebuah negeri Saba’ di Yaman. Pada zaman Nabi Sulaiman, menjadi penguasa dan kemudian mendapatkan tentang negeri tersebut.

“Maka karena bagusnya negeri itu, disifati dengan Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghaffur,” terangnya.

Dalam pemikiran Muhammadiyah, representasi dari Negeri Saba’ meniscayakan sebuah negara ideal. Yakni negara yang yang sesuai dengan yang dicita-citakan, dan ini mestinyalah dapat diwujudkan bersama-sama oleh umat Islam.

“Ini adalah negara yang ideal, yang dicita-citakan. Yang mungkin saya tidak terwujud nyata yang secara persis kita bisa sebut negara itu sebagai Baldah Thayyibah wa Rabbun Ghaffur. Melainkan sebuah proses. Jadi negara itu dianggap berhasil kalau terus berproses menuju gambaran yang ideal itu,” ujarnya.

Konsep Baldah Thayyibah kalau ditinjau di era sekarang, sebagai visi kenegaraan. Visi yang harus dituju. Meski tidak bisa terwujud saat ini, akan tetapi yang terpenting adalah terletak pada proses menuju ke arah situ. Maka ini yang disebut Syafiq sebagai state of becoming.

“Sehingga kalau kita bertanya, apakah Indonesia sudah mendekati visi itu atau tidak? Maka kalau semakin mendekati berarti kita berhasil menuju Baldah Thayyibah. Tapi kalau semakin menjauh berarti kita menuju Baldah Sayyiah,” tuturnya.

Untuk menuju Baldah Thayyibah, maka sambung Syafiq dibutuhkan integrasi antara ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini menjadi suatu perkembangan yang terus-menerus akan terus terjadi secara akumulatif.

“Semakin hari (teknologi) semakin tinggi, semakin canggih. Tidak ada istilah surut ke belakang. Tidak ada istilah stagnasi di dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka, sudah jelas bahwa ilmu pengetahuan yang terus berkembang, menjadi salah satu indikator sebuah negeri bisa dikatakan sebagai Baldah Thayyibah,” sebutnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Masyarakat sudah lama memiliki aspirasi supaya biaya haji -ya....

Suara Muhammadiyah

17 May 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Indonesia Institute for Social Development (IISD) mendesak pemerintah ....

Suara Muhammadiyah

25 September 2023

Berita

BANTUL, Suara Muhammadiyah - Masih dalam suasana Idul Fitri 1445 H, keluarga besar Muhammadiyah dan ....

Suara Muhammadiyah

2 May 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Kepala Bagian Hubungan Masyarkat (Humas) Universitas Muhammadiyah Aceh....

Suara Muhammadiyah

14 December 2023

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, bersama dengan PT Satoria Aneka Indu....

Suara Muhammadiyah

29 March 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah