Oleh: Ir Tito Yuwono, ST., MSc., PhD., IPM, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman. Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta
Di jalan-jalan yang sunyi
Ada jiwa-jiwa yang menjauhkan diri
Bukan karena tak ada cahaya
Tapi karena menolak petunjuk yang nyata
Zalim, menindas tanpa welas
Menginjak hak, menghantam keras
Ia tahu kebenaran, tapi menepi
Mengganti adil dengan benci
Munafik, bermuka dua di setiap hari
Lidahnya bilang beriman, namun hatinya mati
Ia palsukan iman, nampak seperti berkerabat
Dipercaya lalu khianat
Pemakan riba, menghisap darah
Berpura bantuan, membuat resah
Tampak baik, tapi hatinya jahat
Keberkahan hilang, masyarakat terjerat
Bakhil, cinta harta dengan kuat
Tak mau berbagi, walau hanya seikat
Ia lupa harta hanyalah titipan
Disangka abadi, padahal sementara di tangan
Mengajak kikir perbuatan tercela
Menghasut hati agar tak rela
Berbagi akan mengurangkan harta
Syubhat syaitan musuh bersama
Mereka semua bukan kekasih Allah
Allah tak mencintai langkah tercela
Azab menanti, sesuai janji
Buah dari benih yang mereka tanam sendiri
Kawan, mari jauhi jalan ini
Menjadi insan yang dicinta Rabbul Izzati
Mari buka hati, ringankan tangan memberi
Dengan iman, jujur, adil, dan rendah hati
Setiap Muslim hendaknya mengimani Nama dan Sifat Allah Ta’ala dengan benar. Yaitu dengan menetapkan Nama dan Sifat Allah Ta’ala sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya tanpa menyerupakannya dengan makhluk. Maka ketika Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran berkaitan dengan sifat cinta maupun ketidak sukaan Allah Ta’ala terhadap sesuatu maka kita mengimaninya dan berikhtiar untuk mendapatkan cinta dari Allah Ta’ala dan berikhtir untuk tidak dibenci Allah Ta’ala.
Pembahasan berkaitan dengan orang-orang yang dicintai oleh Allah Ta’ala telah disampaikan dalam dua tulisan sebelumnya. Demikian juga, orang-orang yang tidak disukai oleh Allah Ta’ala bagian 1 telah dibincangkan. Diantara orang-orang yang tdiak disukai oleh Allah Ta’ala adalah orang yang sombong dan membanggakan diri, orang-orang yang berbuat berlebihan, orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi dan orang-orang yang khianat.
Pada tulisan ringan kali ini akan melanjutkan pembahasan berkaitan dengan orang-orang yang tidak disukai Allah Allah Ta’ala.
Orang Zalim
Dalam Quran Surat Ali Imran ayat 57 Allah Ta’ala berfirman:
وَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ
Artinya: Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.
Zalim adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Wujud kezaliman ini ada banyak dan sesuai dengan konteks dalam Al-Quran. Pada ayat ini, Allah Ta’ala menyatakan orang-orang yang beriman dan beramal shalih akan diberi pahala yang sempurna. Sedang orang yang dzalim tidak dicintai oleh Allah Ta’ala. Kezaliman ini mencakup tidak beriman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir dan taqdir baik dan buruk. Kedzaliman juga mencakup membuat kerusakan di muka bumi dengan berbagai bentuk, mendzalimi orang lain maupun mendzalimi diri sendiri.
Orang Munafik
Dalam Al-Quran Surat An-Nisaa ayat 146, Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ فِى ٱلدَّرْكِ ٱلْأَسْفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
Orang munafik adalah orang orang yang menampakkan keimanan tetapi menyembunyikan kekufuran atau niat jahat dalam hatinya. Sifat ini sangat dibenci oleh Allah karena merupakan bentuk kebohongan, penipuan, dan pengkhianatan terhadap agama dan umat Islam. Balasan bagi orang munafik adalah ditempatkan di neraka yang paling bawah.
Orang yang kikir dan menyuruh orang lain kikir
Dalam Al-Quran Surat An-Nisaa ayat 36 dan 37, Allah Ta’ala berfirman:
وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
ٱلَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلْبُخْلِ وَيَكْتُمُونَ مَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۗ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَٰفِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا
Artinya: (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan.
Ayat ini menyindir orang Yahudi yang mendapatkan karunia berupa ilmu dan harta, tetapi mereka menyembunyikan ilmu Taurat dan enggan membayar zakat, serta menyesatkan umat dari jalan kebaikan.
Dalam ayat ini Allah Ta’ala mencela orang-orang kikir dalam menunaikan hak Allah dari harta mereka. Allah juga mencela orang yang mendorong orang lain untuk pelit, dengan mengatakan bahwa bersedekah itu menyia-nyiakan harta maupun mengurangi harta sehingga orang lain jadi takut dan enggan berinfaq. Di samping itu Allah Ta’ala mencela orang yang menyembunyikan nikmat Allah, terutama ilmu dan harta, padahal mereka diperintahkan untuk menyebarkannya dan berbagi.
Harta merupakan karunia yang dititipkan oleh Allah Ta’ala kepada hambanya. Dan bagian dari hamba bervariasi ada yang berkecukupan dan ada yang kekurangan. Bagi yang berkecukupan ataupun lebih hendaknya digunakan untuk membantu sesama yang memerlukan.
Orang yang melakukan riba
Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 276, Allah Ta’ala berfirman:
يَمْحَقُ ٱللَّهُ ٱلرِّبَوٰا۟ وَيُرْبِى ٱلصَّدَقَٰتِ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
Artinya: Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
Riba dimaknai sebagai tambahan yang diambil dari pinjaman uang atau barang yang mengandung unsur ketidakadilan dan penindasan.
Dampak negatif dari riba banyak sekali diantaranya hilangnya keberkahan harta, kehancuran ekonomi dan ketimpangan sosial, mengundang murka Allah dan Rasul-Nya dan merupakan bentuk penindasan.
Demikian beberapa hal yang Allah Ta’ala tidak sukai. Semua yang Allah Ta’ala tidak sukai akan membawa mudharat dunia akhirat. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufiq kepada kita untuk bisa menjauhi kemungkaran-kemungkaran di atas. Sehingga kita selamat dunia dan akhirat.