SURABAYA, Suara Muhammadiyah — Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr. Ihyani Malik, menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Perguruan Tinggi dalam Pemberdayaan Masyarakat yang digelar di Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Kamis, 14 Agustus 2025. Acara ini dibuka langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PM) Muhaimin Iskandar.
Rakornas tersebut menjadi ajang strategis untuk menguatkan sinergi perguruan tinggi dalam program pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan. Salah satu agenda utama adalah deklarasi komitmen perguruan tinggi mendampingi pemberdayaan di lebih dari 20 ribu desa di Indonesia.
Sebelum pembukaan Rakornas, Menko PM meninjau Sekolah Rakyat (SR) UNESA di Kampus II Lidah Wetan. UNESA menjadi percontohan nasional karena memberikan jaminan beasiswa kuliah bagi seluruh lulusan SR yang ingin melanjutkan studi. Saat ini, SR UNESA menampung 100 siswa dengan fasilitas lengkap, termasuk asrama ramah difabel.
Menurut catatan Kemenko PM, dari total 63 lokasi SR di Indonesia, hanya UNESA dan Universitas Negeri Padang yang langsung mengintegrasikan lulusan SR ke perguruan tinggi. “Model seperti ini mempercepat akses pendidikan tinggi bagi masyarakat kurang mampu,” kata Muhaimin dalam sambutannya.
Komitmen Unismuh di 30 Desa Binaan
Ihyani Malik menyampaikan bahwa kehadiran Unismuh Makassar di forum ini merupakan bentuk komitmen universitas untuk berperan aktif dalam pemberdayaan desa.
“Kami siap bersinergi dengan perguruan tinggi lain untuk mengembangkan program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, terutama di Sulawesi Selatan,” ujarnya.
Pada tahun 2025, Unismuh Makassar melalui Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) melakukan pendampingan intensif di 30 desa binaan yang tersebar di Sulawesi Selatan. Program tersebut mencakup beragam bidang, mulai dari pengembangan produk lokal dan agroindustri, pelatihan teknologi digital untuk pendidikan, inovasi energi terbarukan, pemberdayaan UMKM, hingga penguatan desa wisata berbasis potensi alam dan budaya lokal.
Beberapa contoh kegiatan desa binaan di antaranya adalah pengembangan sentra garam industri di Desa Bulu Cindea (Pangkep), inovasi sekolah preneur inklusif di Desa Tumampua (Pangkep), pelatihan nilai tambah produk agroindustri di Desa Manimbahoi (Gowa), penerapan sistem bioflok berpanel surya untuk budidaya ikan nila di Desa Belapunranga (Gowa), serta pemberdayaan kelompok tani hutan dan pengembangan kopi berbasis agroforestri di Desa Erelembang (Gowa).
Menurut Ihyani, pengalaman Unismuh Makassar dalam mengelola desa binaan menjadi modal penting untuk mendukung target nasional. “Pemberdayaan berbasis kampus harus menekankan keberlanjutan, bukan sekadar proyek jangka pendek,” tambahnya.
Rakornas juga dirangkai dengan kompetisi Innovilleague, lomba gagasan pemberdayaan masyarakat bagi mahasiswa yang diinisiasi Kemenko PM. Tahun ini, 482 tim yang terdiri dari 1.894 mahasiswa dari seluruh Indonesia bersaing, dan delapan tim terbaik mempresentasikan ide mereka di hadapan forum.
Kehadiran Wakil Rektor II Unismuh bersama pimpinan perguruan tinggi lainnya mempertegas bahwa peran kampus tidak hanya pada bidang pendidikan formal, tetapi juga sebagai motor penggerak penguatan desa. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang menempatkan pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu pilar utama pembangunan.
Muhaimin menegaskan bahwa dukungan perguruan tinggi sangat krusial dalam memecahkan persoalan kemiskinan struktural. “Perguruan tinggi punya sumber daya dan pengetahuan untuk membantu desa berkembang. Kolaborasi ini harus kita perkuat,” katanya.
Acara yang berlangsung di Graha UNESA itu dihadiri oleh pimpinan forum perguruan tinggi, kementerian terkait, pimpinan fakultas, serta perwakilan mahasiswa. Forum ini diharapkan menjadi langkah konkret memperluas cakupan pemberdayaan masyarakat ke seluruh pelosok negeri.
